FILM NGERI-NGERI SEDAP, SEBUAH RENUNGAN
Kepada yang terhormat
kepada yang terhormat,
kalau pangkat
dan kedudukan yang engkau jabat,
menjadikanmu
merasa paling hebat
hingga semena
mena mengikuti hasrat dan syahwat
mungkin ada
baiknya sesekali kau ingat
bahwa
kekuasaan mengenal kata tamat
ada ujung
dan akhir dari semua riwayat
Apakah kau pikir kelak kematian adalah sebuah istirahat?
sedang beribu teka teki tersimpan di tangan malaikat
menghitung tunai setiap lembar amanat
(kaki gunung slamet, 26 juni 2022)
ndablek
Cuacamu,
tak tentu,
benderang, menggelap,
kerontang, melembab,
tentangmu,
tak jemu,
menjelang terlelap
menjerang harap
(Kaki Gunung Slamet , 26 Juni 2022)
Pergi Rapat ke Baturaden
Pergi rapat kerja ke baturaden,
Lewati hamparan pinus dan nanas
Sinergi DJA DJAPK semakin keren
Wujudkan anggaran berkualitas
badan lungkrah ingin istirahat
Menjadi terlupa indahnya lokasi
Belanja daerah dan belanja pusat
Dirancang harmoni tak duplikasi
Di bawah panglima nan perkasa
DJA DJPK berpadu seiring sejalan
Di sini Pak Prima di sana Pak Isa
Kami dipandu mencapai tujuan
(12 Mei 2022)
Sistem Penganggaran (1)
Penganggaran Terpadu
orang orang pintar itu, bicara tentang menyatukan DIP dan DIK menjadi DIPA, menjadikan anggaran rutin dan pembangunan menjadi satu, menghindari anggaran mendua, di sini iya di sana iya,
kata mereka melahirkan DIPA adalah prasasti pencapaian perjuangan panjang, kemenangan atas perang melawan gaung kemustahilan yang membahana pada awalnya
tak perlu heran, seperti pepatah menyebut, "keberhasilan mempunyai banyak saudara, dan kegagalan yatim piatu", banyak yang berebut
mencatatkan namanya, mengulang ulang cerita tentang peran seolah paling pahlawan
Jangan kau tanya apa pendapatku? mungkin saja semua benar begitu, di kepalaku justru tengah riuh menjalar perumpamaan, andai DIK itu seperti ku, DIP itu seumpama kau, kalau keduanya menjadi DIPA, kelak aku dan kau bisa saja menjadi kita,meski sekarang muskil adanya
(ujung harapan, 12062022)
Munajat
Langit gelap lelap terselimuti
Cahaya kilat bak lampu blitz kamera
Menyambut fajar singsing segera
Para perindu syurga
Membasuh air ke raga
Pakaian suci melekat sempurna
Berdiri sejajar tanda setia
Rintik hujan enggan mereda
Tertunduk sadar hati seorang Hamba
Terangkat tangan asa di pinta
Mata terpejam jiwa mengudara
Wahai Sang Penggenggam Semesta
Kasih sayangmu meluas samudera
Ke Maha AgunganMU tiada tandingannya
Ampuni atas segala dosa
Bintang dan Rembulan
Fajar bersiap menampakkan kilau
Netra menyaksikan terpukau
Kabut selimuti jiwa terlelap
Meski pejantan berkokok sigap
Detak jantung memburu waktu
Spidometer bergerak maju
Embun tak ingin lepas mendekap perdu
Seakan sulit mengenyahkan rindu
Teringat akan sepasang kekasih
Di sepertiga malam sunyi
Bintang memberanikan diri
Perlahan mendekati rembulan bak bidadari
Ada hal yang hendak diutarakan
Kelu menjalar kata tak tersampaikan
Ah...betapa sulit mengungkapkan isi hati
Padahal kesempatan kedua takkan terulang lagi
Sesulit menuangkan maksud dan tujuan pada nota dinas
Sang bintang dalam menarik napas
Telah bulat tekad disiapkan
Namun luluh jua ketika menatap sang rembulan
Entah sampai kapan bintang terus berdiam
27052022
Melepas
Belum usai,
satu laras
tersenandung
tuntas,
senja
menggilas,
pertanda
tegas,
sampai,
batas,
temu-mu
tuntas
Kau
berkemas,
sepenuh
gegas.
Lalu ,
ruang Senyap
meranggas,
Udara rasa
Beku mengeras
genggam tangan
pelahan lepas
Sesak dada,
Pilu terimbas
hutang Rindu
Belumlah lunas
ah
padamu
Rengkuhku getas,
Kau
Tetap lagi raga nan bebas
(24 mei 22)