Matematika Sederhana Untuk Kamu Yang Berbeban Berat
Tahun baru, semangat baru. Katanya….
Benar gak itu?
Tentu benar dong. Karena kita butuh suatu pengingat untuk harapan, mimpi, dan komitmen pribadi kita. Lanjuuut… Tulisan ini dibuat untuk orang-orang yang “merasa” kewalahan dengan hidupnya. Ya, yang ngerasa aja. Kalau kagak ya silakan di-skip saja.
Baik, pembukannya dulu ya kenapa penulis kepikiran tentang hal ini. Jadi begini ceritanya. Alkisah, penulis punya seorang teman yang karena satu dan lain hal datang ke penulis untuk meminta masukan dan saran atas masalah yang dia hadapi. Entah karena angin dari mana disediakanlah waktu dan tempat bagi teman tersebut bercerita tentang masalahnya untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang masalah apa yang dihadapi kawan tersebut, sehingga dia tidak napsu makan, sulit tidur, dan menghabiskan dua bungkus rokok perhari. Singkat cerita penulis setelah mendengarkan cerita dan mencernanya serta menganalisa menyampaikan poin-poin kesalahan yang mungkin terlewat dari sang kawan. Dia pun membenarkan sebagian dan sebagian lagi membela diri dengan bertanya balik “memang begitu ya om? Atau mengatakan “gak gitu kok maksudku”.
Satu hal yang pasti dari kawan ini adalah bahwa sama seperti beberapa kawan sebelumnya. Dia bermimpi mencapai target yang tidak masuk akal, dengan waktu yang juga tidak masuk akal, dan terlebih lagi hanya dengan modal dengkul (tenaga dan waktu). Kawan ini terjebak dengan permainan pembuktian diri dan jargo salah satu aplikasi transportasi “pasti ada jalan” dilengkapi dengan pikiran yang naif, kurang kritis, dan kurang ilmu, atau bahasa anak sekarang “ignorant”.
Template jawaban saya biasanya sama, dan dengan kawan ini pun sama. Paparkan masalahnya dari sudut pandang penulis, konfirmasi kebenarannya dengan si kawan, pisahkan masalah besar dengan yang remeh-temeh, dan ditutup dengan opsi pilihan. Kadang karena masalahnya sudah kadung berantakan bisa opsi pilihannya bisa jadi hanya “lakukan yang saya anjurkan atau diam dan nikmati masalahmu”. Lucunya kawan yang datang dengan tujuan meminta bantuan masukan atau saran ini memilih opsi kedua.
Jika kamu sedang “merasa” kewalahan dengan hidupmu. Ada hal mudah yang bisa kamu lakukan setelah membuat skala prioritas dan membuang hal-hal yang sebenarnya tidak penting, tahap selanjutnya adalah fokus, di mana kamu mencurahkan hati, pikiran, waktu, tenaga, dan tentu saja uang (jangan hanya modal dengkul) untuk prioritas utamamu. Lalu, kamu bisa berikan 110% usahamu hari ini dibandingkan kemarin pada hal tersebut. Masuk ke matematika sederhana. Tahukah kamu bahwa tambahan 10% dari 10 langkah di hari kemarin itu hanya 1 langkah? Atau 1% dari 100 langkah itu hanya 1 langkah? Nikmati prosesnya, tidak usah terburu-buru. Oh ya, paragraf ini satu kesatuan ya. Jangan dipotong-potong, kebiasaan banget sih ngutip kalimat sesuai sama yang kamu mau, lalu besok-besok pas ketemu lagi dan kamu masih berkubang dengan masalah yang sama dengan pede bilang “loh waktu itu kata lo begini, om”. $#^%5@7!
Ok, kalimat penutup. Cerita di atas hanyalah fiksi, jika kamu merasa itu adalah kamu yang saya ceritakan, saya jamin bukaaaan! Gak usah ke-geer-an.
Have a great 2025 brothers and sisters. My God bless Your Journey to 2025.
Drupadi (2)
Drupadi,
merasa dirinya menjadi maharatu,
Ibu Peri pintar dengan manis tingkah laku,
Wajah cantik mempesona sepanjang waktu
Tempat segenap mata dunia tertuju
Drupadi
Puja dan puji padanya melahirkan congkak,
Reputasi sebagai penakluk lelaki tertanam di benak
Ditebarnya pesona pada setiap pijak,
Kata dan sikap manis yang menjebak
Dan hati lelaki tak ubah mainan kanak kanak,
Direngkuh asik dalam permainan sejenak
Lalu setiap bosan mendera, satu persatu dicampak,
Kesedihan mereka, menjadi bahan tawa tergelak
Drupadi,
Tak takutkah dia akan karma?
Satu dua hati yang terluka ,
akan menyisakan bara,
Yang terus akan berkobar menemukan cara
Untuk menjadikan drupadi dinista
Seumpama dulu , satu persatu kain penutup raganya
Direnggut dan dicabik tangan kotor dursasana
(Bandung, 26 Desember 24)
Drupadi
Bagaimana mungkin kita bisa seperti mereka,
memenuhi senja dengan bersahut kata rindu dan cinta,
karena sepanjang cerita yang terenda
adalah tentang aku yang menjadikanmu satu satunya
sementara kau jadikan aku hanya salah satunya
Gedung Sutikno Slamet Lantai 4,
19.00 WIB,
31 Oktober 2024,
diiringi "'mawar jingga"'
Pejuang Dalam Sepi
Ada isak lirih namun masih cukup terdengar di situasi hiruk pikuk pada hari yang dicemas-cemaskan, hari yang dinantikan untuk sebuah kabar kepastian penempatan menyusul tuntasnya masa pendidikan selama tiga tahun terakhir ini.
Sunday Pop Culture
Hari ini Minggu, 14 Juni 2024. Biasanya saya gereja pagi tapi karena satu dan banyak alasan lainnya maka hari ini diputuskan untuk gereja sore. Dikarenakan cuaca panas dan untuk mengurangi pengeluaran pada akun belanja listrik maka diputuskan untuk menunggu waktu ibadah dimulai sambil ngopi di sebuah mall dekat gereja, sudah adem ACnya kopinya juga gratis karena ditukar komik yang sudah lama nongkrong di lemari buku.
Tadinya mau menghabiskan waktu dengan membaca buku. Sudah membawa buku lama "Filosofi Teras" untuk dibaca kembali. Tetapi yang terpegang pertama kali ketika merogoh ke dalam tas adalah kantong kacang bersalut merk Kacang Shanghai Zico produksi Tomohon, Sulawesi Utara yang sisa sepertiga. Alhasil, saya makan kacang sambil scroll HP dan menemukan pernyataan bahwa menulis online adalah salah satu hal yang ROI-nya paling tinggi dan kebanyakan orang lebih nyaman mengunggah poto liburannya dari pada menuliskan opininya di dunia maya karena takut menunjukkan jati dirinya.
Oleh karena itu saya menulis tulisan ini untuk diunggah ke bukan nota dinas dengan harapan akan menjadi jalan ninja saya untuk aktif menulis kembali di BND. Nah, kembali ke judul. Sunday pop culture adalah kebiasaan kebanyakan orang menghabiskan hari Minggunya dengan ngopi di mall sambil main HP, ngobrol dengan handai taulan, membaca buku, atau sekedar bengong menunggu malam tiba dan kembali ke rumah sendirian karena memang dia jomblo. Ya tentu saja penjelasan di atas yang buat ya saya dan tentu tanpa ada penelitian kuantitatif dan kuantitatif terlebih dahulu, kalau kata anak jaman old bisa dibilang "ngemeng aja". Karena sudah saya beritahukan maka saya harap anda sekalian tidak terlalu kecewa jika sebelumnya berharap istilah tersebut adalah hasil penelitian yang telah dituangkan ke dalam sebuah jurnal ilmiah bertaraf Q1.
Jadi, bagaimana hari Minggumu kawan, apakah kamu juga ngopi di mall?
#happysunday
Interaksi
Jejak selalu menjadi yang tertinggal
Kadang juga bukan menjadi yang ditinggal
Namun memang perjalanan itu sebuah
kepastian
Dalam mencari sebuah kenangan kehidupan
Dalam perjalanan yang cukup lama
Bukan hal mudah untuk dilupakan
Meski suka dan duka dalam makna
Hingga sekian purnama pun akan
terlewatkan
Interaksi dalam kehidupan akan banyak
makna
Bukan interaksi dari Tulus yang penuh
cinta
Interaksi ini penuh makna kehidupan fana
Meskipun dalam sebuah fakta dan realita
Namun perjalanan itu akan menjadi
akhiran
Tanpa aksara dan suara
Hingga kehilangan menjadi sebuah oase
kenangan
Tanpa pamitan dan bara
Jakarta, 06 Oktober 2023
Puisi ini juga bisa dinikmati pada tautan berikut :
https://rulyardiansyah.blogspot.com/
Sepeninggal
Jejak jejak langkah telah dijalani
Adakah tanda kehidupan yang tertinggal
Perlukah stempel kehidupan di tandai
Perjalanan hidup akan menjadi guru terbaik
Tanpa cela dan tanpa dusta
Kirakah kami yang menetap menjadi nyaman
?
Bukankah kehidupan itu berputar
Pencarian diri atas hingar bingar
kehidupan
Hanya bagian dari sandiwara kehidupan