Ada Aku Disini
Sekali ini saja, Bunda
Bunda ..
Seingatku telah berulang kali kau meminta
Jangan pernah lelah untuk mencinta
Tanah air tumpah darah kita
Tapi sekali ini saja, bunda
Ijinkan aku minta jeda
Ijinkan aku untuk lelah sejenak saja
Ternyata seperti di buku buku remaja
Mereka yang cinta harus rela untuk terluka
sekali ini saja, bunda
Mungkin besok atau lusa
Aku telah kembali terbuai kidung asmarandana
Yang menjadikanku rela untuk sekedar memberi
Tanpa pernah berharap meminta
Sekali ini saja, bunda
(Ujung Harapan, Bekasi_ Juni 2023)
Selamat Pagi, Dek
Selamat pagi, Dek...
Kau pasti masih lelap tertidur,
setelah sepanjang malam tadi,
hingga menjelang pagi,
kau tak henti berkeliaran,
dalam pikiran-ku,
apakah kau tak pernah lelah?
(Bandung, 30 Mei 2023)
LEKAS BERGEGAS SAYANG
Ayuk..... lekas bergegas,sayang,
Jangan ragu lagi bimbang
Kuatkan hati tekad terpampang
Menjawab tunai panggilan berkumandang
" wahai relawan dan pejuang,
Mari bahu memikul tangan mencencang,
Wujudkan IKN kota masa depan yang cemerlang "
Ayuk..... lekas bergegas, sayang,
Tak perlu kau dengar suara sumbang
berangkatmu ke pulau seberang,
bukan karena wirang atau kurang,
Tapi satu kehormatan tersandang
perintis awal yang akan kekal dalam kenang,
nama yang disebut dengan bangga, berulang
Oleh anak cucu dalam banyak bincang
tidakkah terlintas dalam bayang,
mereka akan berkata
" kami punya nenek moyang"
begitu tangguh dan berjiwa pemenang
tak risau nelepas kenyamanan yang tersandang
Rela menjadi bagian dari mereka yang menimamg,
Ibukota baru, untuk tumbuh seumpama gerbang,
pembangunan negeri yang makin merata dalam rentang panjang
Antara Rote Hinga miangas, dari Merauke hingga ujung Sabang,
Ayuk, lekas bergegas sayang,
Ibu kota negara baru telah dipancang
Konon Jakarta kita kini, makin renta dan kerontang,
nyaris tak kuasa lagi menjadi lambang
Ibu kota negara yang gemilang
langitnya makin pekat oleh asap dan jelaga yang melayang,
jelalanan makin padat tak pernah lengang
Begitu banyak bahan bakar,uang dan waktu produktif terbuang,
Sedang di sana daratan masih luas terbentang
Udara yang bersih dilingkup langit nan terang
Kicau burung jadi nyanyian pembuka hari dan penutup petang
Ayuk lekas bergegas , sayang
Kadang kesempatan tak datang berulang
Apalagi seumpama hari, hidupmu telah menjelang petang,
Ayuk lekas bergegas sayang...
(Sutikno Slamet, Mei 2023)
APBN Kita (5 April, Sebuah Refleksi)
(Disimpan disini saja)...
Matahari yang terbit di Papua
dan tenggelam di Aceh Darussalam
adalah matahari yang sama
Rembulan yang mekar menyinari hutan dan belukar
Berkilauan di atas ombak dan gelombang
adalah rembulan yang sama
Merah putih yang berkibar megah
di halaman gedung indah
Dan merah putih yang melambai bersahaja
di pekarangan rumah sederhana
adalah merah putih yang sama
Di bawah matahari, rembulan dan bendera yang sama
Di bawah proklamasi, tujuan dan cita-cita yang sama
Di negeri gemah ripah loh jinawi dan kaya ini
Kita masih dan terus dihadapkan pada pertanyaan,
Sudahkah anak-anak bangsa sama merasakan hangat mentari pagi
yang memberikan harapan?
Sudahkah anak-anak bangsa sama melihat indah rona senja yang
mengantarkan kedamaian?
Sudahkah malam-malam mereka tenang tanpa mimpi-mimpi yang
mengkhawatirkan?
Apa kabar pembangunan?
Sudah sampai dimana?
Rakyat mendapat manfaat apa?
Seberapa banyak air mata yang telah terusap?
Seberapa banyak senyum yang merebak?
Sudahkah APBN semakin mendekatkan kita dengan tujuan?
Dan kita berkumpul disini,
bukan untuk mengulang pertanyaan
tetapi untuk memaknai diri kembali
di hari kelahiran yang baru kita tentukan
Sudahkah kita menjadi bagian dari solusi dan jawaban?
APBN adalah janji yang kita kuantifikasi
tentang apa-apa yang ingin kita raih
Janji yang kita rawat dan jaga setengah mati
Agar tidak menjadi utang, agar terpenuhi ketika temponya
datang
Setiap lima tahun kita membuat rencana
Setiap tahun kita memeriksa kembali data-data
Tetapi itu tidaklah cukup!
Tidak!
APBN tidak cukup hanya disusun dengan data-data
Tetapi ia harus juga disusun dengan cinta
Karena cinta membangkitkan kesungguhan
Cinta menumbuhkan kepedulian
Karena dengan cinta, pemenuhan janji akan semakin berarti
APBN harus menjadi harapan, tentang
kemajuan
keamanan
kesejahteraan
keadilan
Tentang masa depan
Di saat berlebihan atau kekurangan
Di saat yang mudah maupun susah
Ia harus bisa menjadi pelita meskipun di saat paling gulita
Ia mesti menjadi jalan keluar dari keadaan yang menghimpit
walau hanya menyisakan celah yang sempit
APBN itu pelindung
Situasi bisa berganti dan kadang tidak bisa diprediksi
Inflasi bisa tiba-tiba meninggi, harga komoditi bisa
melonjak tidak terkendali
Instabilitas kawasan dan timbulnya ancaman keamanan
Pandemi yang mampu menciptakan badai ekonomi
Tidak peduli, apa pun situasinya
APBN harus punya kemampuan untuk melindungi bangsa ini
dari keadaan yang buruk dan dampak yang bisa lebih buruk
lagi
APBN bukan sekedar angka-angka tanpa makna
APBN bukan hanya soal pendapatan dan belanja
Tapi ia adalah cara kita mewujudkan cita-cita bangsa
Siapkah kita memberikan yang terbaik dari yang kita punya
Melambari setiap data dan angka dengan cinta
Menjadikan APBN bukan hanya dari satu dua sudut pandang saja
Tetapi utuh menjadi sesungguhnya APBN Kita
Kolaborasi semua anak bangsa untuk maju sejahtera bersama
APBN Kita, untuk semua
Hari ini kita bertanya
Pada diri, pada waktu kemarin yang tidak bisa kembali
Hari ini kita berjanji
Pada bangsa, pada hari depan yang ingin kita banggakan
Pada negeri ini kita berbakti
Pada negeri ini kita mengabdi
Bagi negeri ini jangan ada air mata lagi
Hiduplah DJA
Majulah Indonesia
Jakarta, 2 Mei 2023
Meranti
Jadikanlah ini pelajaran