Ayuk..... lekas bergegas,sayang,
Jangan ragu lagi bimbang
Kuatkan hati tekad terpampang
Menjawab tunai panggilan berkumandang
" wahai relawan dan pejuang,
Mari bahu memikul tangan mencencang,
Wujudkan IKN kota masa depan yang cemerlang "
Ayuk..... lekas bergegas, sayang,
Tak perlu kau dengar suara sumbang
berangkatmu ke pulau seberang,
bukan karena wirang atau kurang,
Tapi satu kehormatan tersandang
perintis awal yang akan kekal dalam kenang,
nama yang disebut dengan bangga, berulang
Oleh anak cucu dalam banyak bincang
tidakkah terlintas dalam bayang,
mereka akan berkata
" kami punya nenek moyang"
begitu tangguh dan berjiwa pemenang
tak risau nelepas kenyamanan yang tersandang
Rela menjadi bagian dari mereka yang menimamg,
Ibukota baru, untuk tumbuh seumpama gerbang,
pembangunan negeri yang makin merata dalam rentang panjang
Antara Rote Hinga miangas, dari Merauke hingga ujung Sabang,
Ayuk, lekas bergegas sayang,
Ibu kota negara baru telah dipancang
Konon Jakarta kita kini, makin renta dan kerontang,
nyaris tak kuasa lagi menjadi lambang
Ibu kota negara yang gemilang
langitnya makin pekat oleh asap dan jelaga yang melayang,
jelalanan makin padat tak pernah lengang
Begitu banyak bahan bakar,uang dan waktu produktif terbuang,
Sedang di sana daratan masih luas terbentang
Udara yang bersih dilingkup langit nan terang
Kicau burung jadi nyanyian pembuka hari dan penutup petang
Ayuk lekas bergegas , sayang
Kadang kesempatan tak datang berulang
Apalagi seumpama hari, hidupmu telah menjelang petang,
Ayuk lekas bergegas sayang...
(Sutikno Slamet, Mei 2023)