Di hari anti korupsi
Para koruptor pun cuti sehari
Rehat sejenak untuk berkontribusi
Ikut teriak " katakan tidak pada korupsi"
Besok harinya mulai lagi
(Sutikno Slamet, 091221)
Di hari anti korupsi
Para koruptor pun cuti sehari
Rehat sejenak untuk berkontribusi
Ikut teriak " katakan tidak pada korupsi"
Besok harinya mulai lagi
(Sutikno Slamet, 091221)
Hujan. Lelaki ini suka hujan. Tak peduli di bulan Juni, November atau Januari. Seperti sore ini. Beberapa hari menjelang pergantian musim. Langit menumpahkan triliunan tirta. Berbaris rapi menuju bumi. Mendarat dengan tertib di atap-atap rumah, pohon, daun, dan tanah. Meluruhkan debu bagai sang ibu memandikan bayinya. Tidak tergesa, tidak pula terlena. Titik-titiknya terorkestrasi dengan indah. Menghadirkan rindu. Hujan yang awet, ujar Perempuan itu di suatu waktu. Lelaki ini teringat kembali waktu itu. Hujan yang sama. Lelaki ini dan Perempuan itu duduk di teras rumah. Secangkir kopi sachet dan semangkok mie, cukup sudah. Perempuan itu juga suka hujan. Tapi di bulan Juni. Aku selalu ingat saat pertama kita jumpa, jawab Perempuan itu ketika Lelaki ini bertanya kenapa. Saat itu bulan Juni, hari hampir berganti. Tapi hujannya tidak seperti ini. Bagaimana kalau tidak ada hujan di bulan Juni? Apakah lalu kamu tak ingat aku? kejar Lelaki ini. Perempuan itu merajuk. Bahkan saat hujan tak turun sepanjang tahun, Perempuan itu tetap tak bisa lupa. Betapa indah dicinta Lelaki ini. Betapa sakitnya saatnya harus berpisah.
Lelaki ini tergagap. Petrikor menyerang seluruh indra-nya. Hujan sudah berhenti. Lama. Sekujur tubuh Lelaki ini basah. Tak hirau tatap heran orang yang lalu lalang. Lelaki ini berlama-lama di tengah taman. Mematung layaknya arca penjaga. Entah apa yang mengganggu jiwanya. Benteng kokoh yang tegar mulai rapuh. Serangan rindu tak kenal waktu. Entah kenapa, alam pun seolah membantu.
Perempuan itu tergugu. Fragmen itu ternyata ilusi. Bunga tidur yang mekar mewangi. Menarik namun tak bisa dipetik. Sekarang bukan bulan Juni. Meski hujan turun sepanjang hari. Hujan tak pernah sadar, dirinya tidak hanya membasahi bumi. Menyuburkan tanah, merimbunkan ilalang. Perempuan itu tidak menyalahkan hujan. Karena, ingatan itu tak meranggas walau kemarau. Perempuan itu menyalahkan takdir yang tak juga berpihak. Alih-alih berlayar ke barat, angin bertiup kencang ke selatan. Perempuan itu tahu, dia hanya perlu membuang sauh. Menunggu suar memancarkan rindu. Suar yang tak kunjung ketemu.
Lelaki ini dan Perempuan itu terpisah waktu. Sama merindu. Sama menunggu. Jalan takdir membawa mereka bertemu. Lelaki ini beranjak lunglai. Hujan mengering di badan. Lelaki ini tak hirau. Hujan tadi menggenangi segenap arteri-nya. Memenuhi ruang hatinya. Terkunci.
...
And you can't fight the tears that ain't coming
Or the moment of truth in your lies
When everything feels like the movies
Yeah, you bleed just to know, you're alive*
Jakarta, 9 Desember 2021
*Iris, Goo Goo Dolls
aku punya seorang kawan
di dadanya tersemat
tugas mulia menjaga uang rakyat
agar terbagi secara cermat
mewujudkan besarnya manfaat
sekali saja dia abai atau hianat,
membiarkan patgulipat atau bahkan terlibat
maka hancurlah seluruh martabat
tertanggung akibat sepanjang hayat
kawanku begitu teguh pada prinsip diri
sepanjang tugasnya sering dijumpai
keteguhannya akan diuji
dari depan belakang dan semua sisi
konon terkadang dia diuji iba dan empati
tema kemiskinan yang menjadi komoditi,
seakan jika usulan tak disetujui
dia dianggap telah kehilangan kesejatian insani
sesekali dia
perlihatkan usulan program si miskin nan
melarat
begitu gemerlap disusun dalam surat menyurat,
begitu indah dalam bual bual buku proposal
tapi menurutnya tak pernah menjawab yang jadi soal
bantuan si miskin dan anak terlantar
kadang tak sampai terhantar
yang sungguh miskin konon kerap luput
terganti tuan berperut gendut
hitungan usulannya juga penuh sengakarut
entah data mana hendak diturut
semua pihak saling klaim berebut
merasa datanya paling yahuut
tapi aneh juga diskusi rame berkutat
hitung- hitungan alokasi rapat
mengira ngira menu konsumsi
memilih tujuan monev kan pergi
terkadang keteguhannya juga ditakar
oleh mereka yang berlagak tuan besar
gagah berani membawa aspirasi
katanya tak boleh ditolak atau diganti
usulannya kadang tak masuk akal
seakan Anggaran adalah barang obral
kalau begitu dia akan berlagak orang bebal
yang tak soorangpun pernah dia kenal
aku punya seorang kawan,
Di dadanya tersemat
tugas mulia menjaga uang rakyat
di atas kepalanya,
kibaran panji nagara dana rakca mengangkasa
(Hari anti korupsi 2021)
Selamat siang tuan,
hari ini APBN tidak sedang santai rebahan,
banyak sekali yang harus di kerjakan
coba kau lihat,
hari ini dia masih terengah engah
menghela nafas
sejak dua tahun lalu pandemi covid meretas
hari ini kerjaannya belum lagi tuntas
dari seluruh negeri
masih terasa
isak sedih tangisan
mereka mereka
yang yang ditinggalkan
terduduk
memandangi
berangkatnya mobil mobil ambulan,
bergantian membawa muatan
yang bernafas
tersengal
menuju perawatan
atau terbungkus tebal
menuju kuburan,
hingga raung sirena menghilang di kejauhan
Selamat siang tuan
hari ini APBN tidak sedang santai rebahan,
dia hadir
mengupayakan tersedia vaksin dan obat obat vitamin
penambah daya tahan,
menjaga agar
sakit dan mati tak banyak berulang,,
dan kasus covid semakin berkurang
mengupayakan
para tenaga medis,dokter perawat penggali kubur tentara polisi petugas
petugas yang sedang bahu membahu berperang melawan pandemi
dapat lancar melanjutkan darma bakti
mengupayakan
tersedia biaya pulsa dan data,
buat para guru dan siswa,
serta perangkat pengolah data sewajarnya
hingga mereka yang sekolah atau kuliah
tetap bisa mendapatkan,ilmu dan hikmah
meskipun tetap tinggal di rumah
mengupayakan
ada subsidi dan
bantuan dana
makanan pokok dan lauknya
agar
mereka yang tak bisa lagi
bekerja,
tetap mendapatkan kebutuhan dasarnya,
mereka yang tak berdaya,
tak mati kelaparan dalam rumahnya
dia hadir,
mengupayakan
agar tetap bertambah jalan yang menembus belantara
dan wilayah terpenjara,
agar tetap terbangun pabrik pabrik yang menampung
banyak pekerja
agar terlatih tentara dan tersedia senjata untuk menjaga negara
agar terbentuk polisi jaksa dan penegak hukum
yang memastikan hukum sebagai panglima
agar listrik listrik tetap menyala
hingga negeri semakin terlihat warna indahnya
agar air tetap mengalir sebagai pengobat dahaga
agar semua cita cita berdirinya negara terlaksana
agar dokter, guru, pegawai, lurah, camat tetap bekerja
melayani rakyatnya
Dia hadir,
Mengupayakan ekonomi yang porak poranda
Terimbas corona pelahan bergerak tumbuh tak semakin rubuh
selamat siang tuan,
Selamat siang tuan
hari ini APBN tidak sedang santai rebahan,
jangan sampa kau terjebak sikap tamak
membuatmu membelokan bantuan dari yang berhak,
merubah spek barang sehingga gampang rusak
merampok uang apbn sambil terbahak
jangan sampai gila hartamu menjadikan kalap
membuatmu lebih piawai dari tukang sulap
merubah kuitansi untuk menilap
menyamarkan bukti terlihat gelap
mencuri uang apbn ketika para penggawas hilap
Selamat Siang, Tuan
hari ini APBn tak sedang berdiam rebahan
jangan kau ganggu dengan keculasan
Pada Suatu petang
ada yang hilang,
ketika kau pulang
Ruang riuh menjadi lengang dan hampa
sebenarnya apa yang tak sengaja,
tadi kau bawa serta?
(Stasiun Juanda, 3 Des 2021)
Dalam kisah perwayangan di Indonesia, kita sering mendengar adanya para punakawan yang biasa disebut juga dengan goro-goro. Kehadiran para punawakan ini, sangat dinantikan oleh penonton karena mereka menyuguhkan komentar, lelucon bahkan kritikan yang menghibur.
Enjoying my blessed silent Sunday morning,
Segelas teh hangat,
Semangkuk sup,
And, music!
These will be more than enough to recharge my soul,
refresh my mind, and re-energize my heart …
*** Remember when I told you,
No matter where I go,
I’ll never leave your side
You will never be alone,
Even when we go through changes,
Even when we’re old,
……
And I told you right from the start,
You just say the word and I’ll go,
No, it doesn’t matter how far,
‘Cause your love is all that I know,
…..
I’ll find my way back home
***
Way Back Home
[Shaun feat. Conor Maynard]
Hujan!
Tak ada yang berbeda setiap tahunnya,
Sama seperti anganku,
Berharap dipertemukan kembali walau cuma sejenak
Tidak untuk mengusik yang telah lalu,
Tidak juga untuk merajut ulang yang telah tebang,
Hanya ingin meminta tatap
Agar kau tau,
Sebesar apapun rasa sakitmu,
Takkan pernah mampu melampaui rasa rinduku