Ini sudah kali ketiga,
tepat di akhir prahar kelima,
rindu tak jua mengetuk pintu;
Entah dia lelah
dengan kudapan yang itu-itu saja:
sepiring asa dan secangkir dusta;
Entah dia lelah
duduk menunggu tanpa kata,
lalu berlalu tanpa cinta;
Entah dia lelah
menyingkat waktu,
lalu kembali jadi rindu.
Jakarta, 07072 ...
Indahnya Bukan untuk Dimiliki
Setiap hari pemandangan laut lepas
nan indah ini dapat Kami nikmati. Desiran ombak, air laut biru nan
bening, bukit-bukit nan gagah, burung-burung yang berterbangan sungguh
amat indah dipandang, dimana mata ini seolah tak pernah jemu untuk
memandangnya. Sore hari setelah selesai waktu ...
Naskah Amarah
Presiden marah,Pada Menteri
Menteri marah,
Pada Dirjen
Dirjen marah,
Pada Direktur
Direktur marah,
Pada Kasubdit
Kasubdit Marah,
Pada Kasi
Kasi marah,
Pada StaffStaff marahPada orang rumah,Orang rumah bertanya"Aku salah ?"Staff menjawab
Tidak!,
marahTak selalu karna ada salahMarah dan kena marahSudah tertulis di naskahKita hanya memerankannya
Ujung Harapan, 1 juli 2020
#cerit ...
RINDU MAL
Suara kalian menggema penuhi
telinga,
Sayup terdengar dentingan
musik menambah berisik,
Sesekali toa menganga
memanggil nama,
atau sekedar menyemat serangkai
maklumat
sembari melontarkan persen harga
potongan,
Terus saja jejakku menjejak,
Menyusuri mengkilat ubin berkotak-kotak,
Menjadi pematang deretan kedai
beranak pinak,
Yang terkadang suaranya kompak
berpaduan:
“Silakan, Kakak!”
“Nyari ...
Kisah Senin Soreku Bersama Kekasih Gelapku
Pukul
17.25
Di Senin
sore beberapa ratus minggu yang lalu,
Braaakkk
...!!! Aku menggebrak badan kemudi keras sambil berteriak kesal. Sesak sekali
rasanya ketika rasa marah dan sedih tumpang tindih dalam rongga dada ini. Aku
melambatkan laju kendaraanku sejenak sebelum merasakan aliran hangat membasahi
kedua mataku. Pelan lalu semakin deras dan menguras emosi. Aku benar-benar
tergugu. Beberapa ...
ROHINGYA; Para Pencari Suaka
Sembilan puluh empat nyawa
Terombang ambing di tengah samudera
Di sebuah perahu kusam nan renta
Tertiup angin ombak menggurita
Lapar dahaga mendera
Isak tangis para balita
Kecemasan yang menyiksa
Ajal mendekat jarak sedepa
Mereka adalah anak manusia
Terampas hak asasi kemanusiaannya
Karena ulah penguasa durjana
Demi nafsu dunia
Entah berapa lama menahan asa
Menanti takdir yang akan diterima
Terpasrahkan ...
LELAKI INI DAN PEREMPUAN ITU DAN GUGATAN MASA LALU
Lelaki ini terperenyak. Sederet aksara bersungkup rahasia
menggugat bayangannya. Menyeret paksa luka-luka lama, menggenangi diri dengan
darah basi. Menggurati hati yang bahkan sudah tidak ada spasi. Lelaki ini tak
tahu lagi. Harus tertawa geli atau menangis sedih. Cinta coba-coba, mencumbu
nafsu di sudut-sudut kota adalah masa lalu yang sudah terbingkai rapi.
Terpajang di bilik-bilik sunyi patala[1].
Menggugahnya ...
Langganan:
Postingan (Atom)