Dibilangnya kami tak waras
Dibilangnya kami tak waras
udzur usia bermain futsal
Tak peduli lututnya lemas
Libur sekali rasa menyesal
Dibilangnya kami orang gila,
Mencari kata bersusah susah
Padu padankan bait dan sela
Agar ungkapan terbaca indah
Apakah kata yang setara
Akan tertuju untuk semua
Para lelaki pencari gembira
Jalani pilihan laku berbeda
pemancing, penyanyi atau pelari
Penggemar tumbuhan atau binatang
Masing masing punya sendiri
Bagaimana cara mencari senang
Pemancing ke pasar membeli ikan
Ikan di tuang ke dalam kubangan
Melempar pancing dari tepian
Tertawa bahagia umpan dimakan
Nafas terengah bercucur keringat
Lima putaran setiap hari
Beban pikiran makin memberat
Menjadi hilang dengan berlari
Lelaki berjalan menenteng kandang
murai dan jalak di latih berkicau
Akhir bulan turun gelanggang
Burungnya diam hatinya risau
Lelaki lain berjingkrak jingkrak
Speaker berdentam dentam bergetar
Lepaskan penat yang makin sesak
Musik berakhir kembali segar
Kian banyak kita berkeliling
Terlihat banyak ragam pilihan
Untuk sejenak redakan pusing
Masalah hidup yang jadi beban
udzur usia bermain futsal
Tak peduli lututnya lemas
Libur sekali rasa menyesal
Dibilangnya kami orang gila,
Mencari kata bersusah susah
Padu padankan bait dan sela
Agar ungkapan terbaca indah
Apakah kata yang setara
Akan tertuju untuk semua
Para lelaki pencari gembira
Jalani pilihan laku berbeda
pemancing, penyanyi atau pelari
Penggemar tumbuhan atau binatang
Masing masing punya sendiri
Bagaimana cara mencari senang
Pemancing ke pasar membeli ikan
Ikan di tuang ke dalam kubangan
Melempar pancing dari tepian
Tertawa bahagia umpan dimakan
Nafas terengah bercucur keringat
Lima putaran setiap hari
Beban pikiran makin memberat
Menjadi hilang dengan berlari
Lelaki berjalan menenteng kandang
murai dan jalak di latih berkicau
Akhir bulan turun gelanggang
Burungnya diam hatinya risau
Lelaki lain berjingkrak jingkrak
Speaker berdentam dentam bergetar
Lepaskan penat yang makin sesak
Musik berakhir kembali segar
Kian banyak kita berkeliling
Terlihat banyak ragam pilihan
Untuk sejenak redakan pusing
Masalah hidup yang jadi beban
Mencari Cinta Yang Tak Termiliki
tak henti-henti orang bercerita tentang cinta,
berkesah pada hujan,
mengeluh tentang kenangan,
tak lelah...
saat jaga berangan, waktu lelap memimpi
sibuk mencari apa yang sudah tertulis di hati tapi
tak mampu dimiliki.
Jakarta, 07012020
berkesah pada hujan,
mengeluh tentang kenangan,
tak lelah...
saat jaga berangan, waktu lelap memimpi
sibuk mencari apa yang sudah tertulis di hati tapi
Jakarta, 07012020
Apalah Cinta
Ada banyak
kisah cinta,
Aku tak
ingin jadi extra,
Ambil satu
atau beberapa,
Anggap itu
kisah kita
Sebut aku
Romeo, dirimu Julia[1],
Aku
berpaling dari Rosaline, karena cintamu, Julia,
Tragisnya
cinta kita,
Takdir
memilih kita mati bersama
Atau aku Lancelot,
kamu Guinevere[2]
istri sang raja,
Cinta kita
terlarang, namun bergelora,
Meski tak
berkorban jiwa,
Tapi tetap
tidak bisa bersama
Bisa juga
aku si Syamsul Bahri, kamu Siti Nurbaya[3],
Terhalang Datuk Maringgih si tua renta,
Kasih tak
sampai apalah cinta,
Hanya menutup
ajal dalam dendam membara
Sebut lagi
sesiapa, atau kamu mau menjadi apa,
Bahkan air
hujan tak lagi mampu menyamarkan air mata,
Tak mampu mengenyahkan Dewa Madana Atmika[4],
Atau menjadikanku Bambang Nagatatmala[5]
Jakarta,
06012020
[1] Romeo
and Julia, William Shakespeare;
[2] Le Morte d’Arthur, Malory;
[3] Siti Nurbaya, Marah Rusli;
[4] Dewa Madana Atmika adalah simbol cinta kasih
seorang perempuan pada laki-laki. Bila sedang jatuh cinta, maka hanya laki-laki
yang dicintainya akan selalu ada di benaknya.
Dalam diriku ada kanak kanak (badarawuhi 3)
Badarawuhi (4)
Dalam diriku ada kanak kanak,
Senang bermain, bercanda dan tertawa
Hingga suatu senja bermula,
Dia mulai asik denganmu dengan permainan petak umpet dam tebak kata
kau lari dan isyaratmu mengundang langkahnya mengejar, atau kau
membiarkannya lari, dan pura pura mengejar,
Sesekali kaupun mengajak bermain kata, bahwa suka bagi orang dewasa tak sama cinta, bahwa tak sengaja memilih menu makan siang yang sama tak bermakna sejiwa, bahwa ajakan menemani jalan kaki tak berarti sehati, bahwa dialog basa basi setiap hari semata ibanya hati yang tak dia mengerti
Dalam diriku ada kanak kanak,
Yang kadang sangat posesif atau pelit
tak rela berbagi barang mainan dan teman sepermainan,
melihatmu sedang bermain petak umpet dan tebak kata dengan yang lain, sebulan ini dia meriyang, badannya panas dingin, mulutnya meracau kata kata tak jelas,
kata katanya kini ku tangkap,
Erat,
menjadi sajak,
(yang sama tak jelas)
(Ujung harapan, 5 jan 2020)
Penjemputan
#Penjemputan
@tetehnumaketiung
Berhari hari tanpa temu
Aku seperti kota yang berbulan bulan
Merindu hujan,udara gerah, tanah kering pecah, hutan terbakar memerah,
dan asap memenuhi segala arah
Berhari hari,
tak ada pagi , dengan sajian nasi goreng atau kadang semangkuk sayur sop hangat tanpa bumbu micin dan royco , tak ada perbincangan di meja makan tentang anak anak yang kemarin siang main hujan hujanan, sambil menyeruput hangatnya teh tubruk tanpa gula yang tetap terasa manis karena senyummu
Tak ada pagi,
Dengan jabat tangan di beranda, dan tanganmu yang sigap merapikan kerah baju dan tali kancing jaket yang tak menutup sempurna, sambil bercanda " gak usah gaya, kau bukan lagi anak muda, kalau tubuhmu tak tertutup rapat sempurna, aku gak mau nanti malam, ngurusi kau yang lagi mengurut dada, sambil bolak balik bersendawa"
Tak ada malam atau senja,
dimana langkah pulang adalah gembira, menuju ruang yang pintunya berderit terbuka, memunculkan senyum dan jabat tangan yang mesra, tak peduli apakah aku pulang dengan hati menyimpan rahasia atau cinta
Berhari hari tanpa temu,
Dan aku tak mampu lagi ,
menunggu
(Bandung 4 jan 2020)
@tetehnumaketiung
Berhari hari tanpa temu
Aku seperti kota yang berbulan bulan
Merindu hujan,udara gerah, tanah kering pecah, hutan terbakar memerah,
dan asap memenuhi segala arah
Berhari hari,
tak ada pagi , dengan sajian nasi goreng atau kadang semangkuk sayur sop hangat tanpa bumbu micin dan royco , tak ada perbincangan di meja makan tentang anak anak yang kemarin siang main hujan hujanan, sambil menyeruput hangatnya teh tubruk tanpa gula yang tetap terasa manis karena senyummu
Tak ada pagi,
Dengan jabat tangan di beranda, dan tanganmu yang sigap merapikan kerah baju dan tali kancing jaket yang tak menutup sempurna, sambil bercanda " gak usah gaya, kau bukan lagi anak muda, kalau tubuhmu tak tertutup rapat sempurna, aku gak mau nanti malam, ngurusi kau yang lagi mengurut dada, sambil bolak balik bersendawa"
Tak ada malam atau senja,
dimana langkah pulang adalah gembira, menuju ruang yang pintunya berderit terbuka, memunculkan senyum dan jabat tangan yang mesra, tak peduli apakah aku pulang dengan hati menyimpan rahasia atau cinta
Berhari hari tanpa temu,
Dan aku tak mampu lagi ,
menunggu
(Bandung 4 jan 2020)
Langganan:
Postingan (Atom)