Aku terdiam
Mematung di bahu jalan
Ditemani angin
Dalam sunyinya malam
Tak ku hiraukan
Bajaj yang berlalu-lalang
Pun lolongan anjing
Sayup-sayup di kejauhan
Aku mematung
Menatap kosong lampu jalanan
Jiwa ku?
Melesat jauh menyusuri bukit barisan
Membelah belantara hutan
Berhenti
Di halaman rumah warisan
Dulu
Rumah Gadang bagai oase pertama
Yang ku temukan
Di tengah gersangnya
Gurun pasir kehidupan
Kemana langkah
Selalu saja kutemukan
Di setiap pemberhentian
Padang Panjang,
Hingga Tanah Sultan
Mata air itu selalu ada
Seberapapun besar futur menggoda
Menjadi pengingat dikala lupa
Penegur disaat terlena
Namun
Mata air itu
Kini perlahan surut
Boleh jadi kering
Seringkali hatiku meronta
Mencari "ada" yang kini tiada
Malam ku nelangsa
Dihantui pagi penuh nestapa
Tuan, tolong
Ada yang hilang
Pada diriku..
Jakarta-Kosan 3x5
Mematung di bahu jalan
Ditemani angin
Dalam sunyinya malam
Tak ku hiraukan
Bajaj yang berlalu-lalang
Pun lolongan anjing
Sayup-sayup di kejauhan
Aku mematung
Menatap kosong lampu jalanan
Jiwa ku?
Melesat jauh menyusuri bukit barisan
Membelah belantara hutan
Berhenti
Di halaman rumah warisan
Dulu
Rumah Gadang bagai oase pertama
Yang ku temukan
Di tengah gersangnya
Gurun pasir kehidupan
Kemana langkah
Selalu saja kutemukan
Di setiap pemberhentian
Padang Panjang,
Hingga Tanah Sultan
Mata air itu selalu ada
Seberapapun besar futur menggoda
Menjadi pengingat dikala lupa
Penegur disaat terlena
Namun
Mata air itu
Kini perlahan surut
Boleh jadi kering
Seringkali hatiku meronta
Mencari "ada" yang kini tiada
Malam ku nelangsa
Dihantui pagi penuh nestapa
Tuan, tolong
Ada yang hilang
Pada diriku..
Jakarta-Kosan 3x5