Berkarya Untuk Negeri

Berkarya untuk negeri
Dapat berupa apa saja
Tak terbatas bentuk dan rupa
Yang penting dikerjakan sepenuh hati

Berkarya untuk negeri
Bisa dalam bentuk karya seni
Untuk mengetuk hati insani
Dari seluruh pelosok negeri

Berkarya untuk negeri
Demi menyempurnakan tugas jati diri
Yang menjadi warisan para leluhur
Jangan sampai lenyap terkubur

Berkarya untuk negeri
Menyumbang bakti pada Ibu Pertiwi
Agar negeri jadi berseri
Bermartabat dan memiliki harga diri

Berkarya untuk negeri
Potensi diri terus digali
Agar sinarnya terus memancar
Menerangi sekeliling bak mercu suar

Berkarya untuk negeri
Tanyalah ke dalam diri
Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu Pertiwi
Jangan hanya pandai menuntut materi

Berkarya untuk negeri
Sematkan rasa nasionalis sejati
Jangan silau dengan godaan yang menghampiri
Untuk membelokkan niat yang terpuji

Berkarya untuk negeri
Sesuai kapasitas yang sudah Tuhan beri
Penuh warna dan pesona
Karena Tuhan Maha Kaya

Berkarya untuk negeri
Bentuk syukur pada Illahi Rabbi
Yang telah menganugerahkan semua ini
Jangan sampai kita lupa diri

Berkarya untuk negeri
Beri manfaat untuk sesama
Temukan makna dibalik filosofi
Rahasia tersibak, diri terpana

Berkarya untuk negeri
Melenyapkan ego pribadi
Bukan lagi berfikir sempit
Tercerahkan dalam suatu dimensi

Berkarya untuk negeri
Bangkitkan pemuda-pemudi
Dari lalai dan alfa
Akibat belenggu dunia

30 Agt 2018
CL Bogor - Pd Ranji



Izinkan Aku Bergabung

Selamat pagi kawan,
Terima kasih sudah di add
Demikian kalimat pembuka percakapan
Dalam grup sastra lintas angkatan

Aku ingin belajar di sini
Aku ingin melenturkan diri di sini
Mencari cara  berbagi
Melalui kata berseni

Dalam rangkaian kata penuh makna
Baik tersurat maupun tersirat
Mencoba memahami makna yang ingin disampaikan
Dari para penggiat seni dan sastra

Menyibak rahasia yang ingin diungkap
Mendengarkan kata hati yang berbisik ingin didengar
Menyusun puzzle kehidupan yang ingin dirangkai
Dari perjalanan panjang insan Tuhan

Jakarta, 16 Agt 2018


Integritas

Integritas itu utuh
Integritas itu tidak terbelah
Integritas itu tidak terpecah
Integritas itu selaras

Selaras antara hati, akal, fikiran, perasaan dan seluruh komponen diri
Baik lahir maupun batin
Menjaganya sulit tak terperi
Butuh mujahadah luar biasa

Integritas itu bak bulan purnama
Bulat, bundar sempurna
Tak ada celah walau sebesar zarah
Mampu menangkis godaan yang menghampiri

Dalam sehari berbagai keadaan bisa terjadi
Perang batin di dalam diri sering terjadi
Menjadi amal yang akan dicatat dalam kitab yang mana?
Kitab Illiyin ataukah kitab Sijjin?

Jakarta, 16 Agt 2018


Kau atau aku yang gila,

https://t4.ftcdn.net/jpg/01/24/29/21/500_F_124292140_grVeOhSgWQ5yyEXQmzi3Nfrm7B34ktjH.jpg Kau atau aku yang gilaAtau mungkin kita sama gilanya,
berdekat dekat tanpa sekat,
Namun diam tanpa cakap,
senyum tanpa sebab,
jemari menari renyah berderap
pada layar gawai terdekap

Kau atau aku yang gila
Atau mungkin kita sama gilanya,
Akal waras kita bermufakat,
Jangan lekas terpikat
oleh citra mengkilat,
sebab muslihat bersekutu  kamera jahat,
bopeng, ternampak kilap,
Kurang, tercitra lengkap,
ramai tikai, tergambar mesra yang senyap,

Tetap saja aku merindu,
Dering Notifikasi baru mu,
menyingkap pampangan pose paling siap
dan bumbu kata kata  paling sedap,

Kau atau aku yang gila,
Atau kita mungkin sama gilanya,
Aku tahu kau bukannya tak tahu,
pengetahuan tentang mu serupa candu,
Ku kejar kejar dalam gembira,
lalu
luka dan kecewa yang tak seharusnya,
dan pura pura yang tak semestinya,
Dalam duka menderma ekspresi suka,
dada sesak mengirim emoji tergelak

Kau atau aku yang gila,
Atau kita mungkin sama gilanya,

(Gedung Sutikno Slamet, 17 September 2018)





 












Perempuan Hadirnya dinanti



Perempuan hadirnya dinanti
Di garis batas panggung,
lelakinya jalani perang,
Perani lakon,
langkahi tanding

Perempuan hadirnya dinanti,
Kerlip matanya
Menyimpan bara,
membakar semangat
Berkobar kobar
hinga lelah takkan membuat menyerah,
Letih takkan  membuat menepih

Sebaris senyumnya
Percik nyala
memantik hasrat berjuang
Melebar bentang
Hingga tak berpantang pada rintang
Tak merapuh karena jenuh

Lengking suaranya
Sulur penghela
menguatkan langkah
jelajah gelanggang,
Menang hadirkan riang
Kalah pun dendangkan senang,

Perempuan hadirnya di nanti,
Akankah dia datang lagi?

Lapas Dhanapala,  5 September 2018





Tentang sapardi, adalah tentang

Berjumpa sapardi, 
Selepas pagi
Tidak untuk semata Petik nukil puisi, 
Pemanis lembar basa basi 
Atau ungkap puja puji 
Yang kerap kita saji, 

Berjumpa sapardi, 
Selepas pagi
Adalah tentang literasi,
Tentang mereka yang menulis karena membaca,
Tentang mereka yang berkata setelah membuka telinga 
Tentang tulisan kumpulan sastra 
Atau kalimat formal penuh angka dan kata, 
Tentang buku buku, 
Tulisan digital pada gawai di saku 
bahkan suara di audio buku, 
Sesebuah metode literasi baru 

Berjumpa Sapardi , 
Selepas pagi 
Adalah tentang Inspirasi, 
Tentang mengumpulkan yang berserak dari perjalanan diri, Menuliskannya sebagai fiksi dalam banyak versi, Bisa novel prosa atau puisi 
karena fakta hanya ada sekali,
 

Berjumpa Sapardi ,
Selepas pagi Adalah tentang kreasi 
Adalah Tentang sastra yang bukan sebagai rumit dan lebaynya diksi 
tapi tentang seni menggunakan dan menempatkan Kesederhanaan kata kita sendiri
Adalah Tentang menciptakan negeri kata kata, 
Dimana semua orang bisa jadi siapa saja, 
melangkah kemana saja, 
dan berbuat apa saja 
Seiingin dia 

Berjumpa sapardi, 
Selepas pagi Adalah tentang motivasi,
Usia bukan alasan lagi, 
Untuk berhenti mencipta dan membagi, 
78 tahun usia dijalani, 
Rapuh tubuh, namun semangat teguh berisi

Berjumpa sapardi, 
Selepas pagi Adalah tentang sebuah mimpi, 
Yang jadi kenyataan hari ini 

Juanda II, 5 sept 2018

Tawuran Pelajar

Meregang nyawa
Seorang pemuda
Tertebas senjata
Sesama

Malang nasibnya
Tiada terduga
Luluh raga
Tak berdaya

Histeris mereka
Menatap kawan terluka
Dendam membara
Menjadi petaka

Nyawa tak berharga
Cacat logika
Dikira perkasa
Sejatinya lemah tak berdaya

Siapa yang salah
Saling menyalah
bersalah
Pasrah




MERDEKA!

Ketika ku teriakkan kata MERDEKA!
Seorang anak putus sekolah menatapku dengan mata berkaca-kaca
Seakan ia ingin berkata; aku putus sekolah karna tak punya biaya

Ketika ku teriakkan kata MERDEKA!
Seorang pengemis renta menatapku dengan tatapan hampa
Seakan akan ia ingin berkata; perutku lapar, adakah yang berbelas kasihan mendermakan sedikit harta?

Ketika ku teriakkan kata MERDEKA!
Seorang TKI yang tubuh dan wajahnya penuh luka menatapku dengan mulut menganga
Seakan-akan ia ingin berkata; aku tersiksa di  negara sana, kalian hanya diam seribu bahasa!

Ketika ku teriakkan kata MERDEKA!
Sejatinya ku tak mengerti maknanya

Apakah hari esok kan ku teriakkan kata MERDEKA?