Suatu hari, di kelas presentasi :
Guru :
|
Bapak ibu, hari ini kita akan mempraktekkan teori-teori yang telah kita pelajari. Untuk menghemat waktu, saya akan bagi menjadi 4 kelompok, masing masing anggota kelompok akan mempresentasikan sesuatu kepada kelompok yang saya tunjuk, sementara anggota lain menilai orang-orang yang mempresentasikan sesuatu di kelompok tersebut. Tema presentasi bebas, putaran pertama silakan Bapak Ibu memilih yang terbaik dari masing-masing kelompok yang dinilai untuk tampil ke depan kelas, dan pada putaran kedua Bapak Ibu dipersilakan memilih 2 terbaik untuk tampil di depan kelas.
|
Maka secara bergiliran murid-murid mempresentasikan tema bebas yang dipilihnya dan dinilai oleh kelompok lain. Tibalah pengumunan penampil terbaik pilihan kelompok.
| |
Guru :
|
Kelompok I memilih siapa?
|
Murid :
|
A
|
Guru :
|
Kelompok II memilih siapa?
|
Murid :
|
B
|
Guru :
|
Kelompok III memilih siapa?
|
Murid :
|
C
|
Guru :
|
Kelompok IV memilih siapa?
|
Murid :
|
D
|
Para penampil terbaik pilihan kelompok pun tampil ke depan mempresentasikan tugas mereka. Lalu dilakukan putaran kedua tampil di kelompok lain. Ada murid yang masih tetap menampilkan materi dengan tema yang sama, namun ada pula yang mengganti tema mereka. Setelah semua selesai mempresentasikan materinya, tibalah pengumunan penampil terbaik, kali ini Sang Guru meminta untuk memilih dua orang sekaligus dari tiap kelompok.
| |
Guru :
|
Kelompok I memilih siapa?
|
Murid :
|
E dan F
|
Guru :
|
Kelompok II memilih siapa?
|
Murid :
|
G dan H
|
Guru :
|
Kelompok III memilih siapa?
|
Murid :
|
I dan J
|
Guru :
|
Kelompok IV memilih siapa?
|
Murid :
|
K dan L
|
Setelah peserta pilihan kelompok putaran kedua selesai tampil semua, seluruh kelas mengira bahwa saringan sudah selesai dan akan masuk ke tahap berikutnya, namun ternyata Sang Guru mendekati salah satu murid yang tidak terpilih oleh kelompok, untuk tampil ke depan menyampaikan presentasinya.
Seluruh kelas terdiam menunggu apa yang akan dipresentasikan oleh murid pilihan Sang Guru.
| |
Murid :
|
Pak, bolehkan saya mengganti tema ?
|
Guru :
|
Boleh, silakan
|
Sang Murid pun mempresentasikan materinya dengan mengubah tema yang dia sampaikan pada presentasi kelompok. Dia menyadari bahwa tema yang disampaikan sebelumnya bukanlah tema yang dibutuhkan oleh kawan-kawannya di kelas tersebut. Di akhir penampilannya tepuk tangan bergemuruh terdengar dari seisi kelas.
Ketika diadakan voting pemilihan penampil terbaik di depan kelas, murid pilihan Sang Guru terpilih menjadi terbaik kedua, meninggalkan beberapa kawannya di belakang.
Ketika Sang Guru berpamitan untuk pulang, dengan rasa penasaran, murid pilihan Sang Guru pun bertanya :
| |
Murid :
|
Pak, boleh tahu, mengapa Bapak memilih saya untuk tampil ke depan?
|
Sambil tersenyum Sang Guru menjawab :
| |
Guru :
|
Saya melihat potensi.
|
Demikianlah, Sang Guru mampu melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh murid-muridnya. Meskipun di awal Sang Guru telah menyampaikan sistem yang akan dipakainya, namun ketika ada hal yang perlu diubah dari sistem tersebut, dia melakukannya karena dia melihat sesuatu yang luput dilihat oleh orang lain.
|
Bintaro, 19 November 2017