Negeri Atas Uang

Wahai kawan…pernahkah kau dengar negeri atas uang ?
Negeri nun jauh di sana yang didirikan di atas uang
Yang pemimpinnya bisa dibeli dengan uang meski tak suka uang
Politisi, jaksa, hakim, pendidik, tokoh agama, dan masyarakat pun bisa dibeli dengan uang
Bahkan para pesakitan bisa jadi pahlawan kalau disukai para pemilik uang
Sebaliknya para pahlawan bisa jadi penjahat kalau tidak disukai pemilik uang
Mayatpun bisa hidup kembali kalau diminta para  pemilik  uang
Uang menjadi panutan di negeri itu meski tak terdaftar sebagai agama di kementerian manapun
Karena itu jangan macam-macam dengan para pemilik uang..

Enyah kau tikus tikus kotor....kau masih bisa hidup di sini bukan karena kau layak hidup di sini
Kau masih bisa tidur nyenyak di sini karena kami pemilik uang masih senang bermain denganmu
Kami masih senang melihatmu menari kegirangan ketika sekeping uang kami lemparkan padamu
Kami masih senang melihatmu menderita karena tak punya uang
Kami masih senang melihatmu mengemis ngemis dan berebut atas nama uang

Negeri ini memang negeri atas uang
Kami bangun hanya untuk kami para pemilik uang
Kali-kali kami bersihkan, gedung megah kami bangun... semua untuk kesenangan kami
Bukan untuk kalian para tikus kotor.. jadi kalian jangan senang dulu
Tapi tak apalah kalau kalian ikut senang
Supaya kalian tak lari dan masih bisa kami suruh- suruh
Masih bisa kami maki-maki.. masih bisa kami jadikan kambing hitam
Kalau tak ada kalian siapa lagi yang harus kam persalahkan

Negeri ini negeri atas uang.. yang didirikan atas nama uang
Untung aku tak tinggal di negeri itu..karena aku hanyalah tikus kotor yang tak punya uang


Edisi menunggu jemputan yang tak kunjung tiba

Pak Cilik


Coret-coretan yang dibuat sewaktu Workshop Menulis Inspiratif tanggal 13 April 2017...


EDISI : PAK CILIK



Pagi ini Pak Cilik sedang mematutkan diri di depan cermin. Bajunya rapih, setrikaannya licin sampai-sampai kalau ada lalat yang menclok pasti kepleset dan langsung meluncur jatuh bagaikan naik perosotan di water boom. Sepatunya juga gak kalah keren..kinclong laksana cermin. Saking kinclongnya sering jadi rebutan dipinjam para jomblo di kantornya buat ngaca. Meskipun begitu  dresscode kerja Pak Cilik tidaklah mahal dan disesuaikan dengan budgetnya yang tidak seberapa sebagai PNS cilik.


Setelah menyeruput kopi buatan istri tercinta yang menurutnya lebih lezat dari kopi luwak di berita-berita, Pak Cilik langsung menaiki sepeda motor tuanya yang masih kelihatan kinclong dan terawat. Prinsip Pak Cilik memang "Biar miskin asal keren, slamet..slamat..slumut.."


Jam menunjukkan pukul 07.00 waktu Pak Cilik sampai di kantor..absen lalu langsung tancap gas siap-siap bekerja. Mejanya rapi luar biasa, tidak ada tumpukan dokumen yang menumpuk di mejanya karena memang tugas Pak Cilik di kantor bukan menumpuk berkas tapi menerima surat, dicatat, langsung diantar ke unit tujuan. 


“Pageeee Pak Cilik, rajin amat pagi-pagi udah kerja, santai dulu dong. Jangan terlalu serius gitu” ujar Ricky pegawai muda yang belum lama pulang tugas belajar dari Amerika. 


“Pagi juga Ricky, kalo kerja pagi pagi gini lebih enak, masih segerr..:”


“Seger apaan Pak, kalau mau seger ke kantin dulu sambil liat yang seger-seger” ujar Ricky sambil ngeloyor ke kantin.


“Hahaha..kamu ini ada ada aja” kata Pak Cilk sambil mulai mencatat surat yang masuk.





Jam menunjukkan pk 09.13 waktu Ricky muncul dengan bersiul-siul dan berjalan menuju kursinya.


“Bruukk....” dan ruangan serasa bergetar 4.5 skala richter waktu Ricky menjatuhkan badannya yang gemuk tinggi ke kursi.  


“Gak ada kerjaan Ky..kok kayaknya santai banget” kata Pak Cilik sambil melirik Ricky yang asyik main game di komputernya.


“Tuh numpuk gitu” ujar Ricky sambil memonyongkan mulutnya ke arah tumpukan dokumen di samping komputer sementara matanya masih melotot ke monitor.


“Ntar aja deh dikerjain sambil lembur” 


“Loh bukannya enakan dikerjain sekarang, jadi nanti gak usah lembur. Jam lima tet bisa langsung pulang”.


“Iyeee.. Saya tau.. prinsip Pak Cilik kan setelah jam kerja waktu Bapak buat anak istri tercinta. Lah Bapak enak udah punya istri. Kalo saya.. status masih jomblo keren. Makanya dong cariin jodo Pak, minimal yang kayak Isyana Saraswati atau Raisa getoo..”


“Kamu tuh udah sekolah sampe Amrik, cari bini satu aja gak dapet-dapet”


Ricky hanya nyengir kuda mendengar sentilan Pak Cilik.


Tiba –tiba... telolet..telolet.. suara HP Pak Cilik berbunyi  


“Halow..ya istriku tercinta ada apaa...kangen yaa.. haa...apaaaa.... truss.. laluu...kemudiaan...” nada suara Pak Cilik semakin lemah dan bergetar waktu menjawab telepon dari istrinya. 


“Kenapa Pak, ada yang sakit ? Tapi Bapak sehat kan ?” berondong Ricky sok perhatian.


“Anak saya yang sedang hamil kepeleset dan harus operasi caecar, besok pagi harus ada uang buat bayar operasinya. Mau pinjam koperasi saya masih punya pinjaman”


“Coba aja top up pinjamannya Pak, kan ini darurat.”


“Saya coba deh” Pak Cilik langsung berjalan keluar  menuju koperasi.




Satu jam berselang...


“Alhamdulillah, baik juga tuh pengurus koperasi. Saya masih boleh pinjam lagi.” Ujar Pak Cilik sambil masuk ruangan. Dikeluarkannya amplop tebal dari sakunya dan dimasukkannya ke dalam tasnya.


“ Bulan depan habis deh tunjangan saya terpotong-potong angsuran utang”


"Gak apa Paak...yang penting anak selamat.”


“Iya bener juga ya.. makasih ya Ky sarannya. Meski cari bini gak dapet-dapet kadang ide kamu bagus juga”


“Waduh, soal jomblo keren jangan disinggung-singgung dong Pak. Bikin hati merana”





Jam menunjukkan pukul lima sore waktu Pak Cilik siap-siap berkemas pulang. Tiba-tiba..


“Haaah..kamu mau kemana Ky, katanya mau lembur?”


“Olahraga dulu dong Pak biar sehat, langsing, dan tambah keren. Gimana gak enak Pak kerja di sini, udah dapet sehatnya, dibayar pula lemburnya. Lumayan Pak dikumpul-kumpulin buat tabungan nikah. Bapak juga sekali-kali lembur dong, lumayan kan Pak kalau dikumpulin bisa buat tabungan kalau ada apa-apa kayak tadi”  


“Gimana ceritanya..gak ada kerjaan kok disuruh lembur.. Lembur kan untuk pekerjaan yang mendesak yang tidak dapat diselesaikan jam kerja. Kerjaan saya juga gak begitu banyak, sebelum jam lima udah beres semua. Kamu sendiri juga tuh.. Dari tadi seharian main game, sekarang olahraga..trus tuh tumpukan berkas kapan dikerjain ?”


“Santai aja Paak.. kerjaan gitu setengah jam juga kelar. Olahraga dulu baru kerjaa..”


“Kamu ituu... Saya pulang duluan deh, mau nyetorin duit dulu”.


“Okaayyy ati-ati Pak”.



Setelah absen Pak Cilik berjalan menuju ke parkiran motor sambil merenung..”Memang Allah Maha Adil, aku sudah berusaha jujur dan waktu terkena musibah Allah langsung kasih jalan keluarnya. Pokoknya jujur..jujur..jujur.. Mungkin kalau aku seperti Ricky yang jam kerja buat main game, lembur buat olahraga..pas ada masalah gini Allah gak akan bantu”


Pak Cilik memang orang cilik tapi hati nuraninya tidak cilik, dia selalu berusaha untuk jujur.   


“Telolet..telolet..telolet..”


“Ya Tong ada apaa..”


Lamat-lamat terdengar suara anaknya dari seberang telepon.. “Bapaak.. aku harus bayar UKT sama biaya buat penelitian, totalnya sepuluh juta, paling lambat minggu depan harus udah lunas”


“Haaaah...”


Entah kapan Pak Cilik  dapat terus bertahan menjadi orang cilik yang tidak bernurani cilik...

Crossroad

         Kepolisian Los Angeles, disanalah Brian bekerja sebagai detektif. Brian terkenal sebagai polisi bersih dan disegani baik kawan maupun lawan. Dulunya ia hanya seorang anak kecil biasa, namun hingga ayahnya pergi dari rumah ia menjadi anak yang nakal. Ia pernah mencuri minimarket, menodong orang, dan minum-minuman keras hingga mabuk. Akhirnya setelah ia besar ibunya memasukkan ia ke akademi polisi. Setelah melalui pahitnya pelatihan kepolisian sampailah ia pada saat ini sebagai detektif. Kala sore itu Brian baru saja menangkap rekan kerjanya yang sudah diduga selama ini melakukan suap. Ia kembali ke ruangannnya dan duduk sejenak. Ia memutar kursinya dan melihat banyak piagam penghargaan yang ditrimanya. Tak lama kemudian masuklah Betty memberikan surat tugas kasus selanjutnya.
"Kau sebaiknya berhati-hati Brian"
"Kenapa? Apa yang harus kutakutkan? Aku terlahir dari kehidupan yang keras. Tidak ada yang bisa menghentikanku"
"Aku sudah bilang, kali ini berbeda", jawab Betty. "Lihat saja sendiri".
Brian pun memutar kursinya menghadap meja dan membuka file tersebut.
"Kali ini kasus yang kau tangani adalah Mario Fernandez, kau pernah dengar? Dia adalah bos pengedar narkoba di kota ini dan ia sudah menyuap banyak polisi".
Sambil membaca biodata target-target di file itu Brian terkejut.
"Tidak mungkin! Bajingan ini!"
Tertulis Michael Johnson. Sosok ayah yang pergi meninggalkan Brian semasa ia kecil. Sampai saat ini Brian tidak tahu kemana dan mengapa ayahnya meninggalkan keluarganya.
"Ya Brian, kali ini kau melawan penjahat paling berbahaya di kota ini dan juga . . .. ."
"Ayahku".
         Terkadang Brian pernah melihat ibunya menangisi kepergian ayahnya dan masih berdoa supaya ayahnya kembali dengan selamat. Selain ingin merubah dirinya, alasan Brian menjadi seorang detektif karena ingin mencari keberadaan ayahnya dan mengetahui kebenaran selama ini, dan jika bisa membawanya kembali. Namun kini dia harus berhadapan dengan ayahnya yang kini menjadi anak buah Mario Fernandez.
"Apa kau akan menerima kasus ini walau kau harus menembak ayahmu sendiri?" Tanya Betty
"Aku siap! Berikan padaku!"

Catatan :
Tulisan pada Workshop Menulis 13-4-17

Catatan Harian Ahmad Wahib dan Pergolakannya yang Tak Pernah Selesai


Gaya penyampaian Ahmad Wahib berbeda jika dibandingkan dengan Abdurrahman Wahid yang notabene sejak kecil sudah hidup di lingkungan pesantren yang tradisional. Pun juga berbeda dibandingkan dengan Nurcholis Madjid yang memang sempat mengenyam pendidikan sastra dan filsafat di perguruan tinggi di Saudi Arabia. Ahmad Wahib lebih liar dan tanpa dasar. Namun, menurut saya pribadi hal tersebut justru menjadi kelebihannya. Hentakan-hentakan pada tiap kata-katanya sangat natural, khas pergolakan pribadi yang dituangkan dalam medium catatan harian. Hal ini saya kira adalah semacam gejala umum pada tiap pribadi dalam proses pencarian.

Apa yang dilakukan oleh Ahmad Wahib, saya kira tidak ada bedanya dengan usaha Rasul Ibrahim AS ketika mencari Tuhannya. Perbedaannya, di sini Ahmad Wahib hendak mengkritisi konsep ketuhanan yang selama ini telah dianggap mapan. Orang mungkin akan mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Wahib sungguh keterlaluan. Ya, dia mengkritisi kesempurnaan Tuhan. Namun demikian, menurut saya yang terjadi adalah perbedaan perspektif dalam memandang konsep Tuhan itu sendiri. Secara umum orang menganggap Tuhan hanya sebatas pada sesembahan. Namun, Wahib ingin melahirkan konsep berketuhanan yang lebih intim. Dia ingin menjadikan Tuhan itu sebagai teman diskusi. Coba saja baca buku tersebut, maka akan Anda temukan Wahib merasa kesepian, dia selalu berharap dapat bertemu dengan Tuhan dan berdiskusi dengannya. Dia juga begitu merindukan kehadiran Rasul Muhammad yang seandainya dilahirkan pada zaman sekarang, mungkin dia akan mencabut sunnah-sunnah yang dulu pernah dilakukannya.

Apakah salah menjadi muslim seperti Wahib?

Pada akhirnya Wahib harus meninggal pada usia yang begitu muda. Soe Hok Gie pernah berujar, orang yang paling beruntung adalah yang tidak pernah dilahirkan sama sekali dan orang yang mati muda. Wahib barangkali begitu beruntung, setidaknya dia tidak perlu menunggu waktu yang terlalu lama untuk mendengar jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya tersebut langsung dari Tuhan Yang Maha Kasih. Barangkali juga, Wahib kini sedang berdiskusi dengan Tuhan tentang hal-hal lain yang tak sempat ia tanyakan ketika masih hidup dulu.

Bersyukur

"Aduh kenapa penghasilanku cuma segini, padahal kerjaanku nggak pernah ada habisnya."
Sering nggak sih, kita berkeluh kesah seperti ini. Sepertinya sih tidak perlu dijawab. Jawaban ada dalam diri kita masing-masing.

Ketika penghasilan bertambah, bersyukurlah kita pada saat itu. Namun sepertinya si syukur nggak betah lama-lama hinggap di hati. Apalagi kalau ada berita pegawai dari instansi lain ternyata penghasilannya lebih banyak dari kita. Tambah sakitlah hati kita.

Kita sering me(lupa)kan , bahwa di luar sana banyak sekali orang yang mendapat penghasilan jauh lebih sedikit dari kita. Bahkan bisa jadi orang tersebut bekerja lebih keras daripada kita. Seringkali alam bawah sadar kita selalu merasa bahwa hidup ini tidak adil. Rasanya kasihan banget ya si hidup dan si adil dibawa-bawa. Sumber ketidakadilan menurut penulis adalah perasaan kita sendiri.

Berbagai kata diungkapkan. Kita merasa diri kita sudah bekerja keras dan bahkan boleh jadi kitalah juara dalam bekerja keras. Tapi sebenarnya itu kan menurut perasaan kita. Mungkin saja orang lain pun beranggapan bahwa dirinyalah yang sepatutnya mendapat penghasilan yang besar. Terjadilah saling klaim berdasarkan perasaan masing-masing.

Lebih jauh lagi adalah ketika ternyata apa yang kita dapat lebih banyak dibandingkan orang lain, tetap saja kita tidak merasa puas. Pernahkah sedikit saja kita bertanya kepada diri kita sendiri bahwa apa yang selama ini kita terima sudah sesuai dengan kontribusi yang kita berikan kepada pemberi penghasilan? Jawabnya ada pada diri kita masing-masing.

Kadang kita merasa bahwa diri kita adalah "pahlawan" sehingga harus mendapatkan perhatian lebih daripada yang lain. Pahlawan yang berteriak karena merasa diperlakukan tidak adil. Melalui surah Ar-Rahman Allah SWT  mengulang-ulang ayat "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan." Rupanya Allah SWT maha mengetahui bahwa seringkali makhluknya lupa bersyukur.

Kita terkadang merasa bahwa kita adalah orang yang paling ikhlas dalam bekerja. Benarkah? Setiap bulan rekening kita bertambah sebagai imbalan dari pekerjaan kita. Lebih hebat lagi penambahan jumlah di rekening kita itu jarang sekali terlambat.

Sejatinya kata "ikhlas" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tulus hati. Pertanyaan selanjutnya sejauh mana kita memberikan hati yang tulus dalam bekerja. Hati kitalah yang akan tahu jawabannya.

Salam ....

Diari saya: Menjadi Ibu Baru, Mencari Tahu Tantrum




Menjadi Ibu, bagi saya.. 



Saya tidak tahu perasaan ini begitu indah. Ketika anak saya hanya mau berada di pelukan saya. Saya merasa begitu dibutuhkan. Saya merasa ia begitu ingin bersama saya. 


Tapi. Itu..hanya..sebagian..kecil..kisahnya..


-------------------------


"Ama akung ajaa.. huaaaaa.....Ama akung aja..  huaaaaa"
Jeritnya di kasur saat saya mau mengipasinya yang hendak minum susu.

"Akung ga adaaa...."

"Huaaaaa"

Saya pergi keluar kamar dan tiduran di kamar mamah saya. Sebenernya saya kesel. Kzl.
Eh tangisnya mereda sendiri.

MasyaAllah jadi ibu harus sabar sabar ...

Anak saya sekarang lagi lucu lucunya, sodara sodara..
Kecuali kalau lagi tantrum.

Dan ia sekarang kadang mempersenjatai diri dengan tangisan. Ndak diturutin..nangis.. apa apa salah ga sesuai keinginannya...nangis..

"Ayo mandi sayang.."
"Engga sayang.."

"Dek, bunda solat dulu ya"
"Engga dulu ya"

"Siapa tuhanmu?"
Jawabnya entah apa ngga bener.. T.T

Saya pernah ke kabur ninggalin ia solat magrib.. secara waktunya terbatas Khan..
Jadilah anak saya nangis kenceng..
Astagfirullah.

Tadi pagi saya ngejar ngejar waktu ngasih makan cornflake plus susu..
Itu sih, emang biasa... makan sambil kabur kaburan
Agak siangan.. saya ajak ke supermarket.. 
Sepanjang muter supermarket dipegang terus crayon yg saya belikan. 
Sampai kasir..teteup dipegang erat.
Saya minta.. engga dikasih
Saya udah bilang

" sebentar doang.. ntar dikasih Aya lagi..mau discan sama mbanya.."

"Kan harus dibayar dulu..."

Pokoknya lama..ga dikasih. Titik. 

Saya akhirnya agak paksa kan kasian mbaknya nunggu drtd..
dan ga sampe semenit udah sy balikin.

"Pluuukkk . ..."
Dilempar tu crayon ke lantai..

Saya ambil sy kasih lagi
Alhamdulillah siy, terus mau dipegang lagi..

Tapi ga lupa juga, kalau
Kadang saya juga terharu ..
Saya ajak solat walaupun ga tertib tapi tiba tiba sujud di sajadahnya di sisi saya.

 Lucu..

Kadang saya ajak ngaji diikutin juga bagian ujung ujung ayatnya..

Lucu
Kadang saya ajarin sesuatu dan ia merekamnya.. seperti konsep adik kakak kucing..
Emak bapak kucing..

Lucu

"Aya Aek Awa..(Aya naik pesawat)"
Waa...
"Awa nya ga Ica ebang (pesawatnya gbs terbang"
Ternyata main bantal guling dijadiin pesawat
😂
Khan maen lucunya...

Dan tadi siang saya sampai agak serak mengaji untuknya
Karena biasanya dingajiin lalu ngantuk
Ini dingajiin malah diri di kasur mainan boneka guguk..

Lu..cu. . Ju..ga..hiks.

Dan ini baru saja terjadi..


"Ga tidur tidur...Sama bunda ya?"
"Iyak..pake empes (pempers)"
"Kan mau tidur bukan mau main.."
Saya mulai ngajiin..
"Huk huks.. 

Huaaaaa....Ama akung ajaaaa..."

"Iya bunda panggil duluu"
@almost 10 pm

Lu..cu..Khan........


Abis itu saya googling-googling...(telat yak?) soal tantrum, dan inilah ringkasannya:



Kalo saya rangkum dari beberapa tulisan di keluargakita.com, tantrum adalah ekspresi emosi intens anak usia 1,5 sd 3 tahun yg normal..yg ditunjukkan dg marah, membanting barang, menendang, menangis..dll. Penyebabnya adalah ...jreng jreng..
1) sakit atau kondisi fisik anak misalnya lapar, haus, dan ngantuk..
2) kondisi emosi anak..karena anak itu memang memiliki kondisi emosional yg berbeda
3) kondisi emosi orang tua..misal orang tua yg marah saat menghadapi anak yang marah, menjerit saat anak menjerit..ini membuat tantrum semakin menjadi jadi. Selain itu, respon orang tua yg tidak konsisten, misal menerapkan aturan yg berbeda kepada anak..akan membuat tantrum semakin menjadi.
4) adanya konflik..misal mainannya direbut teman..



Tantrum sendiri ada beberapa jenis..

dan rata rata waktu tantrum adalah sebelas menit..

Jadee.. kalo kelamaan konon sudah harus dikhawatirkan yaa (lebih dari 25 menit)..selain itu juga patut khawatir bila frekuensinya terlalu sering (lebih dari 10 kali dalam sehari atau dalam satu kurun waktu).
Demikian pula kalau tantrumnya sudah cenderung merusak (10 kali merusak barang dari 20 kali tantrum)..baik merusak barang, melukai orang lain, dan diri sendiri..
Laluuu...

Bagaimana mencegahnya??

How howw




Bagaimana orang tua mencegah atau mengatasi tantrum/power struggle?
1) bersepakat dengan anak tentang aturan yang jelas dan konsisten, serta tidak memberikan peringatan/ mengancam yg gak masuk akal. Kalo ga masuk akal anak lama lama ngga percaya lagi sama orang tuanya
2) konsisten menjalankan rutinitas agar anak paham apa yg dapat dan tidak dapat dilakukan
3) mengantisipasi dan mencari sumber masalahnya
Misal kalau anak suka tantrum kalau lapar, maka jangan biarkan ia sampe kelaparan xD
4) mau mendengar anak / empati
5) membiarkan anak memilih/ memberi pilihan (yg masuk akal) untuk melatih anak memiliki kontrol atas dirinya
6) mengelola emosi orang tua
7) beri waktu anak untuk mengelola emosi dan beri orang tua waktu juga untuk mengelola emosinya
8) menaruh ekspektasi yg masuk akal pada anak, sesuai kemampuannya.
Yaak..demikianlah begitulah begonolah ringkasan yg saya dapat dari keluargakita.com
Tentunya pas dijalani ga semudah itu yaaa....tapi kalau didiamkan juga bukan pilihan bijaksini khan..

Semangat..

Paling gak, semangat dan niat aja dulu
Niat buat mendidik anak dg versi terbaik kita..
dalam rangka mencari ridho Ilahi 

Hmpph....
Bismillah.


Disposisi


Waktu itu, kalau ada pegawai yang tidak pernah terfikir untuk kuliah lagi baik untuk sekedar mengembangkan diri maupun untuk karir di kantor, aku adalah salah satunya. Alasan utamanya tentu karena rendahnya "pendapatan asli daerah" ditambah lagi karena kebetulan baru lulus kuliah... jadi itung-itung masih ingin menikmati "grace periode" yang cukup lama dulu lah sekedar untuk mendinginkan otak (tapi perasaan, gak pernah panas!)



Penulis Inspirasi

Pancingan Pak Jo, minggu pagi itu memicu rasa penasaran. Dia minta teman2 menulis nama2 penulis favorit beserta alasannya, supaya jadi inspirasi.

Udah lama juga nih ga nulis asik. Banyak ide, pas ditulis, kok kaku banget, terlalu serius. Nahhh mungkin bisa dimulai dari penulis favorit dulu. Walau awalnya bingung juga, karena aku pembaca buku yang pemilih. Kalau ada yang kasih referensi buku nya bagus, baru mau baca.

Tapi, di antara sedikit koleksi buku yang pernah ku baca, penulis2 nya jadi berkesan.

1. Anis Matta


    Sepanjang yang aku ingat, penulis dengan gaya populer yang pertama kali menginspirasi ku ya... bapak satu ini. Sebelum jadi politikus, Pak Anis rajin menulis tentang keluarga, baik di majalah UMM* atau koran Republ*ka. Tulisannya banyak menggugah peran ayah, ibu, suami, atau istri dalam rumah tangga. Kumpulan tulisannya yang dikompilasi di buku "Biar Kuncupnya Mekar Jadi Bunga" bisa dibilang motivator ku buat cari jodoh, biar ada yang ngegombalin halal. He he he..

2. Andrea Hiratta


     Pasti semua tahu dong, cerita laskar pelangi. Selain gaya bahasanya yang detil dan nyastra banget, tokoh2 di buku tetralogi Laskar Pelangi menginspirasi banget, terutamaaaa .... Lintang. Iya, justru bukan si Ikal. Karenaaa ... Lintang itu simbol kecerdasan yang tawadhu, dengan segala kekurangannya, Lintang tetap semangat mencari khazanah ilmu.

3. Daoed Joesoef


    Satu-satunya tulisan populer pak Daoed, Mendikbud Kabinet Pembangunan III, yang aku baca dan aku tahu: Emak. Di novel ini, beliau jelas sekali menggambarkan bagaimana Emak yang seorang guru sederhana berhasil menanamkan ideologi kebangsaan, semangat menuntut ilmu, dan filosofi hidup. Nilai2 yang diajarkan Emak ini yang membentuk pribadi Pak Daoed sampai menjadi putra RI pertama yang meraih gelar DR negara di bidang ekonomi dari Sorbonne. Buku ini yang menyadarkan aku peran penting al umm madrosatun ula.


4. Langit Kresna Hariadi



     Membaca novel karya LKH, bikin seolah-olah kita menyaksikan petualangan-petualangan Gadjah Mada mengembara dari hutan ke hutan demi melindungi simbol tertinggi Kerajaan Majapahit dari incaran pengkhianat yang menyamar. Aku juga bisa merasakan, bagaimana leluhur bangsa ini merajut pulau demi pulau sebuah negara besar bernama Nusantara. Pokoknya, seperti membaca kitab Negarakretagama versi populer.

Sesungguhnya, semua penulis adalah inspirator dengan bacaan, pengalaman dan pengetahuan mereka yang membuka wawasan dan mata kita.

Begitu juga kalau membaca tulisan-tulisan di BnD. Rasanya, seperti benar2 melihat kota2 di Eropa waktu baca Esperanza-nya dik nana, fokus pada pemahaman tidak semata2 pencapaian, bagaimana bersikap di lingkungan yang asing, meresapi apa itu bahagia yang sebenarnya, bahkan analisis dengan gaya bahasa slank tapi tetap ngelmu. Sampai2, aku kok kayak ngerti waktu dik nana nulis cerpen bahasa Jerman 😅😂

Yuppp... bapak/ibu/teman-teman kontributor di BnD sangat menginspirasi. Dengan bahasa yang enak dibaca, gampang dimengerti, dan enggak menggurui. Suksesss buat BnD 👍

"Mak, lihatlah, bagai batang air yang terus mengalir dengan tak pernah memutuskan diri dari sumbernya barang sedetik pun."
                                                         -Daoed Joesoef, 2010       
🌾