Beberapa bulan terakhir
ini hingar-bingar berita penerimaan CPNS menjadi trending topic di mana-mana, setelah tiga tahun moratorium
penerimaan PNS jutaan orang bersiap-siap menyambutnya (lagi) selayak mana
sebuah pesta besar. Calon pesertanya heboh, orang tuanya lebih heboh lagi. Berbagai
hal harus dipersiapkan, kantor polisi dan RSU penuh dengan pengantri yang
mengurus SKCK dan surat keterangan sehat dan bebas narkoba yang menjadi salah
satu prasyarat mendaftar ujian CPNS. Toko bukupun sepertinya turut mendulang
rupiah dengan lakunya buku-buku soal persiapan CPNS, bahkan dengar-dengar para
pemuka agama dan dukun juga kebanjiran pesanan untuk mendoakan.
Kenapa ingin jadi PNS? Pertanyaan
itu berulang kali saya tanyakan kepada ponakan, saudara, atau teman yang
bercita-cita ingin jadi PNS. Berbagai jawaban terucap baik yang jujur maupun
yang tidak (perasaan saya sih kalo doi ga
jujur, moga-moga salah). Ada yang dengan lantang bilang “kalau jadi PNS itu
enak, kerjanya sedikit tua dapat pensiun”, ada juga yang malu-malu bilang “disuruh
bapak, soalnya bapak pensiunan PNS atau pejabat disalah satu kementerian”. Tapi
bukan berarti tidak ada yang menjawab “passion
saya disitu, saya pengen bangt tuh kerjaan yg d mana stiap hari nya sy slalu
ngomong bhs. inggris secara tatap muka dgn org2 bule2 di bidang ekonomi
business gitu2 mas dan kebetulan bokap juga kepala di kanwil pajak hehe so yeah
pengen nge-lanjutin gitu mas samuel”, kebetulan yang terakhir ini mendaftar
jadi cpns di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Menurut Suhendra dalam
artikelnya di www.tirto.id pada tanggal 11
September 2017 lalu “Lowongan sebagai PNS memang selalu menjadi dambaan banyak
orang di Indonesia, dengan fasilitas dan jaminan yang tak dimiliki oleh pekerja
swasta dan lainnya” dan Kementerian Keuangan menjadi favorit di karenakan memberikan
insentif tunjangan kinerja yang cukup mengiurkan. Belum lagi prestise bagi pegawai di Kemenkeu pada
umumnya dan DJP serta DJBC pada khususnya (ini
menurut para orang tua calon pendaftar loooh).
Kepada saudara terdekat
saya suka berkata “ngapain jadi PNS kalo cuman mau cari aman?”, “Anak perempuan
nanti kalo penempatannya jauh gimana?”. Ato saya juga suka bilang “PNS ga bisa
kaya tau”. Kalau mengutip kata-kata Ibu Sri Mulyani “jika ingin menjadi kaya,
jangan menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Dia menyarankan anak muda menjadi
pebisnis jika ingin menjadi miliuner”. Buat saya pribadi salah satu cita-cita
saya adalah mencapai kebebasan finansial atau bahasa ilmiahnya “kaya” dan
selama lebih dari sepuluh tahun mengabdi sebagai PNS hal itu sepertinya sulit
dicapai. Jikapun sebagai PNS memiliki sampingan ada kemungkinan (yang paling
kecil) akan mengganggu kinerjanya, lebih-lebih akan diperiksa KPK karena
dicurigai KKN.
PNS bukan bantalan untuk
kepastian hari tua, bukan juga untuk kerjanya sedikit gajinya lumayan. Menjadi PNS
artinya harus siap melayani bukan dilayani. Pekerjaannya pun tidak selamanya
indah, yang terlihat di layar televisi atau smart phone kamu hanya sebagian
saja, yang tidak tersorot kamera dan tidak terposting di facebook lebih banyak
lagi. Sudahkah kamu cek berapa kantornya? dimana lokasinya? Apa kerjaannya?
Pikirkan lagi niatmu
menjadi PNS dik, dan tentu saja semoga yang terbaik yang berhasil. Salam.
Impossible is a word to be found only in the dictionary
of fools -Napoleon Bonaparte
- Aini Boom. boombastis.com. 8 September 2017. <http://www.boombastis.com/meme-kocak-pns/120548>
- Suhendra. “Peluang Sempit jadi CPNS 2017.” Tirto.id. 11 September 2017. <https://tirto.id/peluang-sempit-jadi-cpns-2017-cwlg>