Hilangmu mencetak sejuta lembar rindu
Tiap kubaca, hati terasa tak menentu
Lembar pertama, kedua mulai terasa pilu
Hingga lembar akhir , sesak ingin bertemu
Tinta cinta menipis, lembar kisah menangis
Penantian manis terkikis habis
Lembar demi lembar yang kukira menjadi
buku kisah kita
Kini terlipat derita meninggalkan cerita
Lembarnya basah oleh rintik hujan
Memudarkan setiap kata dalam tulisan
Menghapus rangkaian kalimat kerinduan
Tersobek hanya dalam sekali sentuhan
Api asmara yang dulu membara
Redup oleh tetes air mata dan percikan
lara
Mencuatkan asap kenangan
Menyesakkan dalam setiap hembusan
Hujan lara perlahan tak lagi terasa
Dipayungi rasa yang sudah biasa
Menyusuri jalan bersama hati yang telah
terlatih
Sembari menunggu hangatnya sentuhan kasih