Wanita, Lelaki, dan Kisah Mereka

 

"Bye ... see you soon!", ucap lelaki itu sebelum memutus saluran telpon. 

Wanita itu merasakan semburat merah di wajahnya. Dia sangat bahagia. Hormon endorfin mengalir cepat memenuhi seluruh rongga tubuhnya. 

Ingatannya kembali ke malam itu, 14 tahun silam, di tanggal yang sama. Lelaki itu menatapnya dalam, penuh rasa cinta, lalu mengusap wajahnya perlahan. Nafasnya terasa berat ketika dengan sangat hati-hati dia berkata, "I love you so bad ... Tapi gw sadar takdir tidak berpihak pada kita saat ini. Jika suatu hari nanti terjadi sesuatu yang menyebabkan kita harus berpisah, maka hal yang akan selalu ada dlam doa gw adalah takdir mempertemukan kita kembali dengan caranya meskipun disaat kita sudah sama-sama tua."

Wanita itu merasakan pedih yang teramat sangat yang diapun tidak tau letaknya dimana. "Are you leaving this soon?" tanyanya bergetar dengan tatapan mata yang terluka. 

Lelaki itu menggeleng cepat lalu memeluknya erat, sangat erat, hingga mereka berdua dapat merasakan sakit yang sama. Dalam pelukan hangatnya, lelaki itu berbisik: "If only someday we have to break up, yang lo perlu inget, itu pure karena takdir. Gw ngga akan kemana-mana ... tapi gw ngga akan pernah melarang elo untuk kemana-mana, you deserve to be happy ... just open your heart that lucky guy will love you more than I do."

Seketika, wanita itu merasakan aliran hangat keluar dari matanya. Dia tau hal ini pasti akan terjadi hanya tidak secepat ini. Kini, perjuangan lelaki itu sudah mencapai titik maksimal. sudah pada kondisi dimana dia tidak dapat lagi memilih selain mengakhiri itu semua. 

Sejak malam itu, takdir memutus segalanya. Wanita itu hancur, limbung, kehilangan arah ... Tak tersisa lagi waktu dan tenaga untuk memikirkan bagaimana nasib kekasihnya.

Kini, 14 tahun telah berlalu ... wanita itu akan kembali sendiri. Sejak perpisahan itu, dia selalu mendapatkan orang yang salah, mungkin karena doanya pun salah. Dia sadar, bukan cinta lelaki lain yang dia nantikan, bukan materi yang bisa membuatnya nyaman ... Semakin dia diberi limpahan cinta dan sayang, semakin dia merasa tak tenang ... Semakin banyak pemberian yang dia terima, semakin dia ingin menjauh dan pergi.

Pukul 07.00 malam, di tanggal yang sama di 14 tahun yang lalu,

Hujan yang sedari siang mengguyur masih terasa rintik menyisakan hawa sejuk dan aroma petrikor yang samar. Wanita itu memasuki resto yang terlihat lengang tapi nyaman. Terdengar suara lirik lagu menghangatkan ruang,

And nobody knows,

I'm in love with someone's baby,

I don't wanna hide us away,

Tell the world about the love we making,

I'm living for that day, someday ...

"Hi ..." lelaki itu menyapanya dengan suaranya yang khas, tersenyum menatap wanita itu dengan tatapan yang sama 14 tahun yang lalu.

Wanita itu tertegun, dia kehilangan kata-kata ...

#Jan2010-Jan2025

#secretlovesong (Little Mix - Jason Derulo)









Matematika Sederhana Untuk Kamu Yang Berbeban Berat

Tahun baru, semangat baru. Katanya….

Benar gak itu?

Tentu benar dong. Karena kita butuh suatu pengingat untuk harapan, mimpi, dan komitmen pribadi kita. Lanjuuut… Tulisan ini dibuat untuk orang-orang yang “merasa” kewalahan dengan hidupnya. Ya, yang ngerasa aja. Kalau kagak ya silakan di-skip saja.

Baik, pembukannya dulu ya kenapa penulis kepikiran tentang hal ini. Jadi begini ceritanya. Alkisah, penulis punya seorang teman yang karena satu dan lain hal datang ke penulis untuk meminta masukan dan saran atas masalah yang dia hadapi. Entah karena angin dari mana disediakanlah waktu dan tempat bagi teman tersebut bercerita tentang masalahnya untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang masalah apa yang dihadapi kawan tersebut, sehingga dia tidak napsu makan, sulit tidur, dan menghabiskan dua bungkus rokok perhari. Singkat cerita penulis setelah mendengarkan cerita dan mencernanya serta menganalisa menyampaikan poin-poin kesalahan yang mungkin terlewat dari sang kawan. Dia pun membenarkan sebagian dan sebagian lagi membela diri dengan bertanya balik “memang begitu ya om? Atau mengatakan “gak gitu kok maksudku”.

Satu hal yang pasti dari kawan ini adalah bahwa sama seperti beberapa kawan sebelumnya. Dia bermimpi mencapai target yang tidak masuk akal, dengan waktu yang juga tidak masuk akal, dan terlebih lagi hanya dengan modal dengkul (tenaga dan waktu). Kawan ini terjebak dengan permainan pembuktian diri dan jargo salah satu aplikasi transportasi “pasti ada jalan” dilengkapi dengan pikiran yang naif, kurang kritis, dan kurang ilmu, atau bahasa anak sekarang “ignorant”.

Template jawaban saya biasanya sama, dan dengan kawan ini pun sama. Paparkan masalahnya dari sudut pandang penulis, konfirmasi kebenarannya dengan si kawan, pisahkan masalah besar dengan yang remeh-temeh, dan ditutup dengan opsi pilihan. Kadang karena masalahnya sudah kadung berantakan bisa opsi pilihannya bisa jadi hanya “lakukan yang saya anjurkan atau diam dan nikmati masalahmu”. Lucunya kawan yang datang dengan tujuan meminta bantuan masukan atau saran ini memilih opsi kedua.

Jika kamu sedang “merasa” kewalahan dengan hidupmu. Ada hal mudah yang bisa kamu lakukan setelah membuat skala prioritas dan membuang hal-hal yang sebenarnya tidak penting, tahap selanjutnya adalah fokus, di mana kamu mencurahkan hati, pikiran, waktu, tenaga, dan tentu saja uang (jangan hanya modal dengkul) untuk prioritas utamamu. Lalu, kamu bisa berikan 110% usahamu hari ini dibandingkan kemarin pada hal tersebut. Masuk ke matematika sederhana. Tahukah kamu bahwa tambahan 10% dari 10 langkah di hari kemarin itu hanya 1 langkah? Atau 1% dari 100 langkah itu hanya 1 langkah? Nikmati prosesnya, tidak usah terburu-buru. Oh ya, paragraf ini satu kesatuan ya. Jangan dipotong-potong, kebiasaan banget sih ngutip kalimat sesuai sama yang kamu mau, lalu besok-besok pas ketemu lagi dan kamu masih berkubang dengan masalah yang sama dengan pede bilang “loh waktu itu kata lo begini, om”. $#^%5@7!

Ok, kalimat penutup. Cerita di atas hanyalah fiksi, jika kamu merasa itu adalah kamu yang saya ceritakan, saya jamin bukaaaan! Gak usah ke-geer-an.

Have a great 2025 brothers and sisters. My God bless Your Journey to 2025.