Nisbi
(sebuah kisah fiksi dari sebuah negeri)
selamat pagi tuan petinggi,
Hari ini kau masih hebat sekali,
Lantang bicaramu penuh energi,
Menepuk dada membanggakan diri,
Jabatan tinggi ujarmu, wujud apresiasi
atas unjuk kerja kerasmu, loyalitas dan dedikasi
yang tak semua orang bisa miliki
Di tanganmu kini
seolah kuasa tanpa tepi
Penentu nasib dan masa depan ribuan umbi
hanya melalui jentik ujung jemari
seseorang akan melaju atau terhenti
peluang-peluang terbuka, untuk mereka yang kau sukai,
kuburan terdalam, untuk mereka yang kau benci,
Seolah organisasi itu perusahaan pribadi
Mungkinkah kau lupa, duhai.... tuan petinggi
Di dunia ini tak ada yang abadi
Esok atau kapan harinya nanti
Kekuasaan itu tak ada lagi
mungkin saja kau beranjak mutasi
atau pensiun membuatmu pengabdianmu terhenti
atau bisa saja berakhir lebih cepat lagi,
kalau suatu pagi, di suatu hari,
tetiba saja Tuhan memanggilmu kembali,
Tidakkah pernah terbesit ada rasa takutmu,sesekali
Anak istrimu yang kau tinggal sendiri
Tenggelam dalam rasa sedih hati
ketika Kerumun para umbi yang tersakiti
Berdatangan dalam kepura-puraan empati
Terdengar lamat bincang mereka sesekali
"'Ah...doa kita terkabul secepat ini"'
Ujung harapan, minggu 050323
Disclaimer :
Kisah ini adalah rekaan, mohon maaf sekiranya ada yang tidak berkenan