APBN Kita (5 April, Sebuah Refleksi)
(Disimpan disini saja)...
Matahari yang terbit di Papua
dan tenggelam di Aceh Darussalam
adalah matahari yang sama
Rembulan yang mekar menyinari hutan dan belukar
Berkilauan di atas ombak dan gelombang
adalah rembulan yang sama
Merah putih yang berkibar megah
di halaman gedung indah
Dan merah putih yang melambai bersahaja
di pekarangan rumah sederhana
adalah merah putih yang sama
Di bawah matahari, rembulan dan bendera yang sama
Di bawah proklamasi, tujuan dan cita-cita yang sama
Di negeri gemah ripah loh jinawi dan kaya ini
Kita masih dan terus dihadapkan pada pertanyaan,
Sudahkah anak-anak bangsa sama merasakan hangat mentari pagi
yang memberikan harapan?
Sudahkah anak-anak bangsa sama melihat indah rona senja yang
mengantarkan kedamaian?
Sudahkah malam-malam mereka tenang tanpa mimpi-mimpi yang
mengkhawatirkan?
Apa kabar pembangunan?
Sudah sampai dimana?
Rakyat mendapat manfaat apa?
Seberapa banyak air mata yang telah terusap?
Seberapa banyak senyum yang merebak?
Sudahkah APBN semakin mendekatkan kita dengan tujuan?
Dan kita berkumpul disini,
bukan untuk mengulang pertanyaan
tetapi untuk memaknai diri kembali
di hari kelahiran yang baru kita tentukan
Sudahkah kita menjadi bagian dari solusi dan jawaban?
APBN adalah janji yang kita kuantifikasi
tentang apa-apa yang ingin kita raih
Janji yang kita rawat dan jaga setengah mati
Agar tidak menjadi utang, agar terpenuhi ketika temponya
datang
Setiap lima tahun kita membuat rencana
Setiap tahun kita memeriksa kembali data-data
Tetapi itu tidaklah cukup!
Tidak!
APBN tidak cukup hanya disusun dengan data-data
Tetapi ia harus juga disusun dengan cinta
Karena cinta membangkitkan kesungguhan
Cinta menumbuhkan kepedulian
Karena dengan cinta, pemenuhan janji akan semakin berarti
APBN harus menjadi harapan, tentang
kemajuan
keamanan
kesejahteraan
keadilan
Tentang masa depan
Di saat berlebihan atau kekurangan
Di saat yang mudah maupun susah
Ia harus bisa menjadi pelita meskipun di saat paling gulita
Ia mesti menjadi jalan keluar dari keadaan yang menghimpit
walau hanya menyisakan celah yang sempit
APBN itu pelindung
Situasi bisa berganti dan kadang tidak bisa diprediksi
Inflasi bisa tiba-tiba meninggi, harga komoditi bisa
melonjak tidak terkendali
Instabilitas kawasan dan timbulnya ancaman keamanan
Pandemi yang mampu menciptakan badai ekonomi
Tidak peduli, apa pun situasinya
APBN harus punya kemampuan untuk melindungi bangsa ini
dari keadaan yang buruk dan dampak yang bisa lebih buruk
lagi
APBN bukan sekedar angka-angka tanpa makna
APBN bukan hanya soal pendapatan dan belanja
Tapi ia adalah cara kita mewujudkan cita-cita bangsa
Siapkah kita memberikan yang terbaik dari yang kita punya
Melambari setiap data dan angka dengan cinta
Menjadikan APBN bukan hanya dari satu dua sudut pandang saja
Tetapi utuh menjadi sesungguhnya APBN Kita
Kolaborasi semua anak bangsa untuk maju sejahtera bersama
APBN Kita, untuk semua
Hari ini kita bertanya
Pada diri, pada waktu kemarin yang tidak bisa kembali
Hari ini kita berjanji
Pada bangsa, pada hari depan yang ingin kita banggakan
Pada negeri ini kita berbakti
Pada negeri ini kita mengabdi
Bagi negeri ini jangan ada air mata lagi
Hiduplah DJA
Majulah Indonesia
Jakarta, 2 Mei 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar