Disclaimer:
(tulisan ini hanya rekaan, kalau ada kesamaan cerita, pasti kebetulan semata, mohon maaf sekiranya tidak berkenan)
Dulu,
ketika kita dihadapkan urusan yang menghadirkan bimbang
Kami siapkan beberapa pilihan untuk ditimbang,
Kami tunggu darimu keluar petunjuk dan arahan,
kau malah bicara ngelantur sembarang,
Membuat kami makin bingung tak kepalang
Dulu,
Setiap pekerjaan kita terdapat salah
Kau selalu saja marah marah,
dari mulutmu tersembur sumpah serapah
Lalu denga begitu mudah
kau tunjuk kambing hitam di bawah,
Karena katamu, pemimpin tak pernah salah
Dulu,
Setiap kita dihadapkan pada halangan atau masalah
Kau tinggalkan kami di jalan, dan memilih berbalik arah
Membiarkan kami semua berjuang melanjutkan langkah
Itu semua bagian pengkaderan, katamu berkilah
Dulu,
Setiap ada kerja besar yang kita hadapi
Kau hanya sibuk tunjuk sana,tunjuk sini tanpa arahan pasti
Lalu kau lanjut berbaring atau menepi
Menunggu kerja tuntas dengan sendiri,
tak beda dengan patung kucing hoki di atas lemari
tiap kali ada yang mengajukan somasi,
jawabanmu demikian runtut dan rapi
katamu seorang manajer tak harus melakukan sendiri,
bekerja melalui orang lain bukan semata definisi
tapi bagaimana implementasi
Dulu,
Setiap ada panggung dan kamera ,
Kami akui kau sangat piawai bemain kata dan mengemas rupa
Pidato pidatomu penuh riuh gelora,
Ekspresi dan citra yang indah untuk konten dunia maya
Dulu,
Setiap ada penghargaan atas karya
Kau akan berada di barisan muka,
Mengklaim ide dan pemikiran berasal darimu saja,
Karena tidak mungkin ide berasal dari orang biasa
Dan hanya kau yang mampu menggerakkan sumber daya
untuk mewujudkannya menjadi nyata
Dan dulu,
jika dari pelaksanaan kerja dan fungsi ,
Tak terhindarkan hadirnya gratifikasi
Kau selalu anggap itu semua rejeki,
dari sang Maha Pemberi
Menolak katamu, selain menyakiti hati pemberi
Juga bagian dari ingkar syukur pada Ilahi
Kini,
Saat kau harus pergi dari kami
pidato perpisahanmu bernas tersaji
Ungkap jasa dan tonggak legacy
Yang sekian waktu sudah dijalani
Ah kau,
Betapa makin lucunya kau kini,
Membuat kami tak tahu lagi
Saat tatih langkahmu beranjak pergi
Haruskan kami berduka
atau..... bersuka hati
(Ujung harapan, 21 Mei 2022)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar