Dalam lelah
Kau resapi tanpa kesah
Dalam letih
Kau tuntaskan darma bakti
Dia laksana cahaya
senantiasa berpendar
menghalau gulita
Dia laksana embun
Menyerap dingin malam
Meneteskan kesejukan
Cahaya itu
Telah lindap
Embun itu
Telah meng-uap
Meski rindu
Tak dapat lagi berpadu
Lepaskan rasa itu
Biar ia tenang di sana
Tak ada lagi luka
Tak ada lagi nestapa
LINDAP
Halte
Karena jiwa jiwa yang merdeka
Membebaskan pikirannya untuk selalu melaju
Tanpa pola, tanpa lintasan,
(wahidin , 3 januari 2020)
Genting
( 1)
wabah yang bermula di negeri asing
belum ada tanda berpaling,
menghadirkan rona genting
pada wajah kota yang compang camping
(2)
orang orang berkerumun di pintu samping,
pintu keluar masuk ditutup jaring
resiko terpapar yang mengiring
tak lebih menyeramkan dari periuk nasi yang terguling
(3)
air mata-air mata tak kunjung mengering
sahabat kerabat bergiliran diam terbaring
tersengal sengal nafas di ujung laring
di teras depan, bunga duka cita kemarin belum lagi kering
(4)
sirene ambulance melengking
suara toa musala tak kalah nyaring
memecah malam yang hening
atau menyobek siang yang bising
Kabari,
tangan maut datang teramat sering
Lelayu (2)
Seorang teman
membagikan kabar,
telah pergi dengan tenang
hari sabtu dan minggu,
dari kalender mejanya,
kamipun bersyukur,
masih punya,
meski sabtu dan minggu-kami
mengajak selalu berdiam
di rumah saja
(4 Juli 2021)