Mobilku baru saja masuk ke car-port, ketika kulihat Surti, istriku membuka pintu rumah dan
tersenyum begitu cantiknya. Aku bergegas turun tak sabar ingin segera memeluk
dan mencium wanita yang sempurna itu. Salamku dibalas Surti yang langsung
mengambil tas kerjaku, lalu mencium punggung tanganku. Aroma tubuhnya dengan
wangi yang khas membuatku tidak tahan untuk tidak merangkul tubuhnya yang
sintal dalam balutan dress merah
marun yang semakin mempertegas warna kulitnya yang putih bagai pualam.
Setiba di ruang keluarga, Surti dengan sigap meletakkan
tas kerjaku sebelum kemudian membukakan jas, dasi, lalu melonggarkan dua kancing
atas kemejaku. “Aku tadi buatkan kue soes kesukaanmu, Mas,” Surti menggandeng
tanganku mesra dan mengajakku duduk di sofa. Diatas meja telah tersaji sepiring
kue soes kegemaranku berikut 1 gelas kopi hangat yang masih mengepulkan asap.
“Pak Gino, berkali-kali saya sudah ingatkan, kalau saya
tidak suka ada karyawan yang bengong ketika rapat. Silahkan Anda meninggalkan
ruangan ini dan bersiap menerima SP dari HRD,” teguran keras suara ibu Suratmi
Tiaraastari, yang diam-diam aku julukki ‘Surti’, Komisaris baru di perusahaan
ini, membuyarkankan khayalanku.
#Mondayweeklymeeting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar