Ketika terjadi ketidakadilan, orang-orang akan bertanya. Saat
ketidakadilan justru dipertontonkan tanpa sedikit pun kepedulian,
orang-orang tidak hanya bertanya tapi akan menunjukkan ketidaksukaan
dalam berbagai bentuknya.
Saat pertanyaan-pertanyaan yg ada tidak menemukan jawabnya, ketika tekanan justru yg menjadi jawaban, ruang baru akan tercipta.
Pertanyaan
yg diajukan boleh saja membentur keadaan namun ia tidaklah mereda. Ia
akan tumbuh di kebon belakang lalu pada saatnya menjelma hutan. Ia terus
hidup di alam bawah sadar, tercebur ke kali mengalir lalu menjadi ombak
di samudra.
Suara-suara yg diteriakkan memang memekakkan telinga
namun ia jelas bentuknya. Jawablah, jangan melengos darinya. Dan lebih
berhati-hatilah dengan suara-suara yg dikumpulkan dalam hati karena ia
akan menjadi energi yg bukan lagi melahirkan kata namun tindakan.
Dan
sesungguhnya ketidakadilan itu rapuh karena ia berdiri di atas
kaki-kaki yg tidak utuh. Tak ada keseimbangan maka janganlah heran jika
ia selalu dihantui kekhawatiran akan jatuh.
Setiap orang bisa
berkata memiliki niat baik, namun jika keadaan tidak berubah menjadi
lebih baik, mengulangi apa yg dikatakan Rendra, pertanyaan itu kembali
mengemuka :
'Niat baik Saudara untuk siapa?
Saudara berdiri di pihak yg mana?
J1019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar