Si Pujangga itu mengetik kisahnya dengan mesin ketiknya itu. Dengan pandai dia merangkai kata-kata yang dia dapat dari imajinasi dan angan-angannya. Selesai, rangkaian kata-katanya begitu indah. Namun si Pujangga merasa tulisannya tidak menyelesaikan angannya, maka disobek dan dilemparkannya di tong sampah dekat meja kerjanya yang sudah penuh dengan sobekan kertas. Kemudian si Pujangga pun tertidur.
Terbangun si Pujangga ini karena kicauan burung dekat jendelanya dan matahari sudah bersinar terang. Ditarik mesin ketiknya, dimasukkan kembali sehelai kertas kosong dan mulai menulisnya. Menulis kisah yang sama. Namun dengan rangkaian kata-kata yang berbeda. Selesai. menghela nafas lega, namun kembali disobeknya lagi. "Aku tak butuh kisah ini disimpan. aku hanya ingin mengosongkan hatiku saja" hari pun menjelang malam dan dia tertidur.
Pagi itu, dia terbangun dengan kehilangan kesadarannya, apakah itu mimpi atau kenyataan. Akhirnya dia tersadar bahwa itu adalah mimpi. Mimpi yang tak berkesudahan. Mimpi dari khayalannya selama ini. Dia mendesah. Kapankah akhir dari kisahnya? akhirnya kembali dia ketik kisahnya di sehelai kertas. kisah yang sama. namun dengan nama yang berbeda. Selesai, dibaca kembali tulisannya. Kemudian dia berucap "kali ini aku tidak akan menyobeknya, aku tidak aku tidak akan menyobeknya". "Kali ini aku akan memberikannya kepadanya agar dia tahu".
Diketuknya pintu itu. Nampak sesosok berdiri di depan pintu.
"Aku ingin bertemu dengan dia"
"Ya. ini aku"
"Tidak mungkin kamu itu dia"
Si Pujangga itu memandang lekat-lekat sosok itu. sosok itu wanita tua yang sudah keriput dan jelek. Badannya pun gendut. "Tidak..tidak sama" teriak si Pujangga.
"Aku mencari sesosok.." Dan si Pujangga itu pun mendeskripsikan sosok yang dia khayalkan selama ini. Sosok itu tertawa. "Dia yang dulu itu telah tiada. Dia yang sekarang itu aku" lanjutnya. "Dia yang dulu kau kurung dalam dimensi waktu yang tak berputar"
YOU JUST MISS THE MEMORIES, NOT THE PERSON
Si Pujangga itu pun berlari ke rumahnya dengan perasaan tak menentu. Duduk kembali di depan meja kerja dan memandang sekelilingnya. Benarkah semua sudah berlalu? Ruangan itu tetap sama seperti yang dia tahu selama ini. Kemudian matanya tertuju pada sebuah benda. Diambilnya benda tersebut dan dibacanya "Kalender tahun 2025"
Si Pujangga itu pun tersentak tak percaya bahwa dirinya telah melewati tahun demi tahun tanpa disadarinya. menghabiskan waktunya sia-sia. terkurung dalam dimensi waktu yang tak berputar. dan mesin ketik tiba-tiba terlihat tua. terbengkalai seketika.
Jakarta, 3 Maret 2025
Notes:
Sebuah tulisan dari masa lalu :(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar