Dengan pena kecil saya mencatat,
Mungkin kelak jadi pengingat
Tentang sebuah dongeng singkat
Berdirinya keraton agung sejagat
di sebuah kota sebelah barat,
Keraton ngayogyokartohadiningrat
Sang sinuhun dan permaisuri,
entah datang dari mana mereka beralamat,
mengaku dirinya pemegang amanat,
mempersiapkan kembalinya raja dan ratu hebat,
yang pernah begitu masyhur dalam riwayat
Untuk membantu tugasnya yang berat
Telah di rekrut dari penjuru timur dan barat,
Mahapatih dan pejabat di jajaran pusat
Terpilih dari mereka yang percaya dan taat ,
pada sabda dan cerita yang dibuat,
tinggi rendah posisi para pejabat,
Sepadan dengan setoran uang seragam dan tanda pangkat.
Parade wilujengan ke masyarakat,
Digelar dalam kemeriahan dan hikmat,
Iring iringan barisan digelar di hari jumat
Sang sinuhun berkuda dengan baju kebesaran bertanda pangkat,
diiring permaisuri, mahapatih dan pejabat,
Berkibaran bendera dan pataka berkelebat
Seakan kabarkan hadirnya negeri yang hebat
berselang seminggu setelah jumat,
Cerita keraton agung sejagat tamat
Bukan karena serangan lawan penuh kesumat
Atau perebutan kekuasaan antar kerabat
Sebagaimana jamak pada banyak hikayat
Tapi sang sinuhun dan permaisuri dibekuk aparat
Dengan pasal penipuan pat gulipat,
Iming iming gaji, tunjangan dan manfaat
digunakan untuk merekrut rakyat
Agar bersedia menjadi abdi dan pejabat
Dengan pembayaran iuran sebagai syarat
Konon kelak pada suatu saat
Ketika simpanan di bank swiss di dapat
Pengembalian akan berlipat lipat
Beberapa saat masa telah lewat
Masih berdatangan dari segala penjuru tempat,
riuh ramai bermacam analisa dan pendapat,
Katanya mendirikan keraton agung sejagat adalah pemikiran sesat,
orang orang yang kehilangan akal sehat
Katanya mendirikan kraton sekedar gurauan dan olok olok pelepas penat,
Katanya mendirikan kraton adalah wujud kreatifitas mendapatkan cara cepat,
agar medsos makin banyak dilihat,
Yang muaranya permintaan iklan produk meningkat
Ada juga yang berpikir berat,
alasan jumenengan adalah siasat
Untuk pralambangkan kerinduan yang pekat,
akan hadirnya interaksi pemimpin dan rakyat
yang tak bersekat, dan
Keraton hanyalah simbol dimana rakyat,
selalu punya pastinya tempat,
menemui pemimpin dan penerima mandat
Sebab menurutnya saluran demokrasi telah mampat,
narasi kebebasan untuk berserikat,
mengungkapkan pendapat dan perwakilan rakyat
tak seindah teori dalam diktat
Ruang ekspresi dan berpendapat diatur dengan ketat,
beda pandangan dianggap sesat,
aspirasi dan keinginan yang dikirim lewat surat
atau jaring aspirasi melalui rapat,
hanya gincu pemanis syarat
Sementara pilihan parlemen jalanan yang kadang berhias darah dan cucuran keringat,
tak kunjung mengantarkan ide tep7at ke alamat.
demonstrasi hanya seperti ajang reuni semata dengan aparat
pemegang mandat dan wakil rakyat,
pejabat dan para birokrat,
Tempat muara dan keluh kesah rakyat
Malah sedang tak ada di tempat,
tengah studi banding atau pergi rapat,
dengan menu kopi dan cemilan yang nikmat,
sesekali cerita demo hanya terlihat
di tayangan televisi di sela rehat,
atau terdengar lamat lamat
ketika mata telah berat
menjelang istirahat
pencinta teori konspirasi kelas berat,
punya juga kajian singkat
Kraton agung sejagat
adalah sebuah muslihat,
untuk mengalihkan perhatian masyarakat,
akan urusan yang lebih hangat.
berita uang jiwasraya dan asabri yang konon diembat,
Berita kisruh bumn penerbangan yang konon dibumbui skandal syahwat,
Berita kasus suap kpu yang konon banyak pihak terlibat,
Berita pelarian yang dibumbui kesalahpahaman aparat
Semua merasa pendapatnya paling tepat, tapi biarpun begitu kini tak lagi terdengar meski lamat, karena ada kabar baru yang lebih hebat, yang menyita lagi perhatian masyarakat, hadirnya sunda empire di jawa barat
(gedung sutikno slamet, 28 jan 2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar