Ini adalah kuburanku
Yang ku gali sejak bertahun-tahun lalu
Dengan riuh tawa dan derai air mata palsu
Dalam episode kehidupan semu
Dengan riuh tawa dan derai air mata palsu
Dalam episode kehidupan semu
Kuburanku tampak kusam
Tergilas pedihnya kemarau panjang
Tertampar panasnya mentari dan hembusan bayu yang menghempas dedaunan kering
Dari sebuah pohon sekarat di sisi kuburanku
Tergilas pedihnya kemarau panjang
Tertampar panasnya mentari dan hembusan bayu yang menghempas dedaunan kering
Dari sebuah pohon sekarat di sisi kuburanku
Tak ada yang sudi melihat kuburanku
Selain aku
Karena ia terus memanggilku
Dengan suara paraunya yang sumbang di dengar
Selain aku
Karena ia terus memanggilku
Dengan suara paraunya yang sumbang di dengar
Entah kapan hujan bertamu ke kuburanku
Membasahi tanah merah di sekelilingnya
Mengusir debu yang menyelimuti
Yang dengannya kelak rerumputan dan pepohonan menghijau
Membasahi tanah merah di sekelilingnya
Mengusir debu yang menyelimuti
Yang dengannya kelak rerumputan dan pepohonan menghijau
Akankah senyum kan mengembang
Dari para peziarah yang datang
Menatap kuburanku
Yang didalamnya bersemayam jasadku
Seraya berdoa; semoga RahmatNYA tercurah kepadamu
Dari para peziarah yang datang
Menatap kuburanku
Yang didalamnya bersemayam jasadku
Seraya berdoa; semoga RahmatNYA tercurah kepadamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar