SALAH SASARAN
Prapto dan Prapti memutuskan membangun biduk rumah tangga pada empat bulan silam. Terhitung masih pengantin baru, kedua insan ini senantiasa diselimuti perasaan rindu yang menggelora. Keduanya masih terbuai dalam pusaran kasmaran yang memang membuat ketagihan.
Sayangnya tuntutan pekerjaan dan kerasnya ibu kota membuat intensitas pertemuan mereka menjadi tak total. Waktu mereka lebih banyak berkutat di jalan, kantor dan peraduan. Untung di zaman sekarang berbagai media sosial bisa memudahkan segala urusan, pun mengungkapkan perasaan.
Prapto dan Prapti menjaga kualitas komunikasi dengan rutin berbalas pesan whatsapp tiga detik sekali. Hal yang serupa terjadi di akun media sosial mereka yang lain. Berbagai tulisan nyata menunjukkan yang dirasa. Mulai dari rindu, cinta, hingga sindir-sindiran berbau romansa. Semuanya demi menjaga manisnya berumah tangga.
Siang ini Prapti sungguh merasa lelah. Berkas-berkas pekerjaan masih menumpuk di mejanya. Meskipun dari pagi hari sudah bersusah payah tapi sepertinya tumpukan kertas di meja tak kunjung musnah. Untuk sekadar mengendurkan kepenatan, terpikir untuk memainkan musik perlahan. Dipilihlah daftar lagu yang masih tersimpan agar bisa segera didengarkan.
"Astaghfirullahaladzim," ucap Prapti lirih saat tersadar.
"Kemarin kata pak ustadz, musik kan gak boleh," seketika Prapti mematikan dan membatalkan niatnya.
Menghibur diri dan mengalihkan perhatian, akhirnya Prapti mengambil ponselnya dan membuat status whatsapp.
"Kangeen The Groove"
Di sisi kota Jakarta yang lain, Prapto sedang duduk santai di meja kerjanya. Pekerjaannya hari ini relatif tak menguras pikiran. Di siang hari yang terik Prapto juga masih terlihat segar karena pendingin udara di ruangannya baru saja diganti. Dalam kesenggangan, Prapto menengok ke arah ponselnya yang baru tiga detik yang lalu diletakkan.
"Wuih, bojoku bikin status whatsapp," bisik Prapto dalam hati.
Sejenak Prapto merenung dan mengernyitkan dahi, kemudian bergumam, "sejak kapan aku diberi panggilan the groove sama Prapti?"
Dengan cekatan Prapto langsung membalas status istrinya itu, "Tenang honey, The Groove ba'da maghrib sudah sampai rumah"
Prapti heran menerima balasan whatsapp dari suaminya. Namun tak butuh waktu lama Prapti tertawa-tawa sendiri dan segera menyadari keluguan suaminya. Dia hanya membalas pesan dengan emoticon mencium.
Rupanya Prapto masih penasaran kenapa dirinya dipanggil 'The Groove' oleh istrinya. Bergegas dia raih papan ketik di depannya dan mencari arti 'The Groove" di internet.
"Hmmh, ternyata artinya alur, maksudnya apa ya?" Prapto mandang ke langit-langit sambil mencoba berfilosofi.
"Ooh, mungkin maksudnya, aku lah sekarang yang menjadi alur cerita hidupnya," Prapto senyum-senyum sendiri.
"Romantis sekali emang bojoku iki, jadi ingin cepat pulang"
Beberapa waktu kemudian, senja mulai berkunjung, tanda waktu bekerja sudah di ujung , dan saatnya menembus kemacetan menuju rumah kontrakan. Sepanjang perjalanan pulang Prapto masih saja senyum-senyum sendiri dan merasa berbangga hati. Motornya terus ditunggangi melaju bak kuda poni.
Hingga akhirnya alam beralih dari terang ke gelap. Prapto menginjak rem tepat di depan pintu rumah kontrakannya. Dengan perasaan deg-degan Prapto mengetuk pintu dan mengucap salam, "Assalamualaikuum"
Prapti yang sudah sampai rumah sejak sore tadi perlahan membuka pintu dan menjawab salam suaminya, "Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"
Langsung diraih tangan suaminya dan dicium sepenuh hati sebagai wujud bakti seorang istri. Prapto pun memberikan kecupan kecil di dahi sang istri sebagai tanda sayang seorang suami.
Tak lama kemudian, dengan semangat dan suara lantang, Prapto membentangkan tangan dan berteriak, "The Groove sudah pulaaang!"
- Sekian -
Prapto dan Prapti memutuskan membangun biduk rumah tangga pada empat bulan silam. Terhitung masih pengantin baru, kedua insan ini senantiasa diselimuti perasaan rindu yang menggelora. Keduanya masih terbuai dalam pusaran kasmaran yang memang membuat ketagihan.
Sayangnya tuntutan pekerjaan dan kerasnya ibu kota membuat intensitas pertemuan mereka menjadi tak total. Waktu mereka lebih banyak berkutat di jalan, kantor dan peraduan. Untung di zaman sekarang berbagai media sosial bisa memudahkan segala urusan, pun mengungkapkan perasaan.
Prapto dan Prapti menjaga kualitas komunikasi dengan rutin berbalas pesan whatsapp tiga detik sekali. Hal yang serupa terjadi di akun media sosial mereka yang lain. Berbagai tulisan nyata menunjukkan yang dirasa. Mulai dari rindu, cinta, hingga sindir-sindiran berbau romansa. Semuanya demi menjaga manisnya berumah tangga.
Siang ini Prapti sungguh merasa lelah. Berkas-berkas pekerjaan masih menumpuk di mejanya. Meskipun dari pagi hari sudah bersusah payah tapi sepertinya tumpukan kertas di meja tak kunjung musnah. Untuk sekadar mengendurkan kepenatan, terpikir untuk memainkan musik perlahan. Dipilihlah daftar lagu yang masih tersimpan agar bisa segera didengarkan.
"Astaghfirullahaladzim," ucap Prapti lirih saat tersadar.
"Kemarin kata pak ustadz, musik kan gak boleh," seketika Prapti mematikan dan membatalkan niatnya.
Menghibur diri dan mengalihkan perhatian, akhirnya Prapti mengambil ponselnya dan membuat status whatsapp.
"Kangeen The Groove"
Di sisi kota Jakarta yang lain, Prapto sedang duduk santai di meja kerjanya. Pekerjaannya hari ini relatif tak menguras pikiran. Di siang hari yang terik Prapto juga masih terlihat segar karena pendingin udara di ruangannya baru saja diganti. Dalam kesenggangan, Prapto menengok ke arah ponselnya yang baru tiga detik yang lalu diletakkan.
"Wuih, bojoku bikin status whatsapp," bisik Prapto dalam hati.
Sejenak Prapto merenung dan mengernyitkan dahi, kemudian bergumam, "sejak kapan aku diberi panggilan the groove sama Prapti?"
Dengan cekatan Prapto langsung membalas status istrinya itu, "Tenang honey, The Groove ba'da maghrib sudah sampai rumah"
Prapti heran menerima balasan whatsapp dari suaminya. Namun tak butuh waktu lama Prapti tertawa-tawa sendiri dan segera menyadari keluguan suaminya. Dia hanya membalas pesan dengan emoticon mencium.
Rupanya Prapto masih penasaran kenapa dirinya dipanggil 'The Groove' oleh istrinya. Bergegas dia raih papan ketik di depannya dan mencari arti 'The Groove" di internet.
"Hmmh, ternyata artinya alur, maksudnya apa ya?" Prapto mandang ke langit-langit sambil mencoba berfilosofi.
"Ooh, mungkin maksudnya, aku lah sekarang yang menjadi alur cerita hidupnya," Prapto senyum-senyum sendiri.
"Romantis sekali emang bojoku iki, jadi ingin cepat pulang"
Beberapa waktu kemudian, senja mulai berkunjung, tanda waktu bekerja sudah di ujung , dan saatnya menembus kemacetan menuju rumah kontrakan. Sepanjang perjalanan pulang Prapto masih saja senyum-senyum sendiri dan merasa berbangga hati. Motornya terus ditunggangi melaju bak kuda poni.
Hingga akhirnya alam beralih dari terang ke gelap. Prapto menginjak rem tepat di depan pintu rumah kontrakannya. Dengan perasaan deg-degan Prapto mengetuk pintu dan mengucap salam, "Assalamualaikuum"
Prapti yang sudah sampai rumah sejak sore tadi perlahan membuka pintu dan menjawab salam suaminya, "Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"
Langsung diraih tangan suaminya dan dicium sepenuh hati sebagai wujud bakti seorang istri. Prapto pun memberikan kecupan kecil di dahi sang istri sebagai tanda sayang seorang suami.
Tak lama kemudian, dengan semangat dan suara lantang, Prapto membentangkan tangan dan berteriak, "The Groove sudah pulaaang!"
- Sekian -
Narasinya ngalir, enak. Kalo ada kejutan diakhir lebih mantep kyknya..
BalasHapusSiap mas, sejujurnya pas nulis cerita ini emang sengaja dibuat datar dan garing, hehe
BalasHapusHahahahaha.... Mas Prapto nya lugu banget ya.. :))
BalasHapusMirip penulisnya mas
HapusMantap! Tapi kog berasa belum end, ya? Kaya baru mau klimaks tiba-tiba berhenti.
BalasHapussengaja biar ada sekuelnya, hehehe
HapusAsoii
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus