Satu petang, ia menjumput doa di bintang paling rendah
Doa yang masih baru selalu berlendir dan basah
Lalu ia lekatkan doa itu di atas ranting muda
Doa yang menyala pertanda terkabulnya suatu asa
Dulu ibunya mengajari begitu.
Kata Ibunya,
Doa adalah leluhur mimpi
Yang dipetik dari tangis bayi dan tawa matahari
Untuk digenangkan bersama kumpulan cahaya terang
Kata Ibunya,
Doa menjaring semua nyawa
Nafas yang membentuk irama di muka semesta
Doa adalah syair yang menggema di relung jiwa
Maka bersyukurlah mereka yang diselimuti doa
Sejak ketuban meletup hingga nyawa tiada
Barangkali tak ada kisah yang lebih spektakuler dari terciptanya doa
Melebihi terciptanya kunang-kunang dari percikan lentera
Karena Tuhan mencintai doa doa dengan sepenuh hatinya
Mendengar cerita itu, dia tersenyum sambil memanjat pundak ibunya seraya berkata lirih....
"barangkali aku adalah doamu yang paling bercahaya...
bukankah begitu?"
Kerennnnnnn Mbak Shinta...lanjutkan
BalasHapusTerima kasih kaaang hehe. mohon dibimbing lagi hehe
Hapuspuitik meski ada yang loncat rasanya di bait terakhir..
BalasHapuswah bener juga ya mas... sy baru ngeh harusnya ada pengantarnya dulu yg menjembatani... makasih masukannya mas! nanti diperbaiki hehe
Hapus