Naik becak di Jakarta merupakan hal yang biasa, karena becak banyak tersebar hampir di seluruh wilayah kota Jakarta. Meski demikian, becak juga banyak di sekitar wilayah kota Jakarta seperti Depok, Bekasi, Tangerang dan Bogor. Keberadaan becak umumnya ada di sekitar perumahan, pasar tradisional dan terminal setempat. Selain itu juga, becak ada juga di hampir setiap wilayah di Indonesia. Misalnya Bandung, Medan dengan bentornya, Makassar dengan becak tingginya.
Cerita berlanjut dengan si Alfa yang sedang berlibur di daerah Sulawesi Selatan. Naik becak bagi si Alfa merupakan hal yang biasa. Namun karena naik becak di daerah Sulawesi Selatan menjadi pengalaman baru. Pertama posisi becak yang agak tinggi baik untuk penumpang dan pengemudinya, membuat pengalaman naik becak jadi berbeda. Kedua, becak di Sulawesi Selatan ini mempunyai tempat duduk yang agak sempit dibanding dengan becak di Jakarta dan pada umumnya.
Si Alfa berada di Sulawesi Selatan karena ada undangan sepupunya yang akan menikah dengan orang dari Sidrap (Sidenreng Rappang) dan kebetulan mereka bertemu saat melakukan trip bareng dari kantor sepupunya ke daerah selayar di Sulawesi Selatan. Hubungan jarak jauh dilakoni dan hingga berlanjut hingga ke pelaminan. Alfa tidak bisa datang pada acara pernikahan tetapi datang saat lamaran yang berlangsung di tempat tinggal sepupunya.
Perjalanan dari tempat penginapan dengan tempat lamaran cukup dekat dijangkau dengan becak. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Alfa dan kedua kawannya yang belum pernah ke Sulawesi untuk naik becak. Berbaju santai dan tidak terlalu resmi, mereka berangkat dengan becak yang mangkal deket tempat penginapan. Jarak yang akan ditempuh gak terlalu jauh sekitar 1 km dan cukup ditempuh dengan becak dengan kondisi jalan yang cukup rata sehingga tidak membuat lelah pengayuh becak. Mereka naik dengan 2 becak dimana 1 becak di tumpangi oleh 2 orang dengan ukuran badan yang agak lebar dengan kondisi becak cukup sempit ketika dinaiki berdua. Seharusnya memang sewa 3 becak untuk 1 orang. Penumpang sudah cukup berkeringat akibat cuaca di Sulawesi yang panas dan ditambah dengan santainya si pengayuh becak bahwa becaknya mampu berjalan normal. Jika naik ojek, mungkin gak masalah tapi ini becak dengan 2 penumpang yang cukup besar melewati sebuah tanjakan.
Perjuangan baru dimulai bung. Perlahan becak dengan kecepatan yang lumayan cepat akan mampu melewati tanjakan agar mampu mengambil momentum untuk menanjak. Pada saat di pertengahan jalur tanjakan, pengayuh becak, si Daeng mengambil nafas cukup dalam dan menghelanya sejenak agar becaknya tetap berjalan. Namun ketika di posisi becak yang cukup tinggi dari tanjakan, si Daeng kelelahan dan turun dari becak. Maka mundurlah becak itu dengan kencang ke arah saat nanjak tadi. Si Daeng tidak sempat menahan becak dan braak….braak. Begitulah dentuman suara becak melaju mundur dan terjun bebas kedalam selokan. Si Daeng sempat menahan becaknya dan ketika tidak sanggup ditahan, maka ia menyelamatkan dirinya. Lain si Daeng, lain pula si penumpang. Kedua kawan dari si Alfa tidak sempat loncat dan bangun dari tempat duduk becak, mungkin karena memang sudah sempit dan pas atau sulit keluar dari zona tidak nyamannya dan akhirnya mereka pasrah ikut terjerembab dalam sebuah selokan yang cukup dalam sekitar 1 m dan lebar 0.6 m. Beruntunglah selokan itu tidak ada airnya, namun warga sekitar yang mendengar dan melihat langsung memberikan pertolongan. Perjuangan yang berat bagi kedua kawan si Alfa selain mereka juga tidak bisa keluar dari zona tidak nyamannya. Beberapa memar terlihat pada bagian tubuh dan sedikit wajah dari kedua kawannya itu. Setelah memeriksa bahwa tidak ada masalah persendian akibat adegan “stuntman” itu, mereka bergegas membayar jasa si Daeng dan berjalan menuju ke acara lamaran dimaksud.
Dengan sedikit rintihan karena ada sedikit memar, mereka berdua berjalan dengan si Alfa sambil mengingat kembali kejadian itu dan akhirnya mereka tertawa bersama-sama. Kenapa kok kita berdua sangat yakin ya dengan si Daeng, kenapa kok kita gak langsung turun dari becak ya. Demikian pikiran mereka saat sebelum kejadian terjadi. Akhirnya mereka sampai dalam acara lamaran yang sudah dimulai dan dipenuhi para undangan dari kerabat terdekat. Dan para undangan pun melihat dengan penasaran. Mereka terlihat seperti dikejar-kejar alien di pagi hari yang cukup terik. Sebelum akhirnya menjadi khusyu, mereka masih tersenyum-senyum mengingat kejadian tadi.
Cerita
dapat juga dibaca pada link berikut :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar