Di tengah keramaian dalam sebuah pusat perbelanjaan menjelang tengah malam, banyak pengunjung yang menggunakan jasa transportasi daring (online) untuk kembali ke rumah atau menuju tempat lain. Ada seorang calon penumpang lelaki, kebetulan dia memesan ojek daring untuk kembali ke tempat tinggalnya, sehingga terjadi percapakan berikut.
Penumpang
|
:
|
“Saya sekarang berada di dekat pintu masuk di pusat perbelanjaan ya mas. Posisi ada dimana ?”
|
Ojek daring
|
:
|
…
|
Penumpang
|
:
|
“Mas, kalau saya lihat dari posisi motornya di aplikasi, terlihat cukup dekat dengan posisi saya. Saya nanti ke arah trotoar deh mas, kalau mas agak susah.” Begitu si calon penumpang memberi pesan di aplikasi ojek daring itu.
|
Setelah lama berselang, ternyata ada jawaban pesan dari pengemudi ojek daring
| ||
Ojek daring
|
:
|
“Iya, saya posisinya dekat pos sekuriti mba. Mba pakai baju apa? Saya sudah di depan pusat perbelanjaan yang mba maksud.”
|
Penumpang
|
:
|
(Sambil bergumam dalam hati, mba? Gak salah neh? Perasaan di profil ojek daring sudah jelas wajah gue) “Mas sekarang posisinya masih dekat pos sekuriti? (tanpa menghiraukan si pengemudi menyebut dirinya “mba”). Saya pakai baju warna abu-abu ya mas, sekarang saya lagi jalan ke arah pos sekuriti.” (Apa pula yang dibayangkan di pengemudi dengan warna baju si penumpang)
|
Ojek daring
|
:
|
“Mba sekarang dimana? Sekarang saya juga sudah jalan ke arah dalam menuju pusat perbelanjaan yang mba maksud, tapi kok mba belum kelihatan?”
|
Masih berpesan-pesanan melalui aplikasi dengan si pengemudi, akhirnya si pengemudi mulai menelpon ke penumpang. Saat bersamaan, si penumpang sudah melihat wajah si pengemudi yang berjalandi profil aplikasi saat berpapasan melintas di trotoar. Ketika saat menerima telpon dari si pengemudi…
| ||
Penumpang
|
:
|
“Mas Rojak kan ? dari ojek daring?”
|
Wajah si pengemudi yang terkejut, seakan-akan habis melihat hantu kuntilanak dan berubah 180 derajat bahwa calon penumpangnya ternyata seorang pria. Si pengemudi tak bisa berkata-kata dan bahkan sempat mengucapkan kata “maaf” meski salah sebut saat berpesanan melalui aplikasi. Selain kaget dan tidak menyangka bahwa si penumpangnya adalah lelaki, tingginya si penumpang itu hampir dua kali lipat dari si pengemudi. Dan kemudian si penumpang bertanya sambil mengikuti si pengemudi untuk ambil motornya.
| ||
Penumpang
|
:
|
“Masih jauh mas parkir motornya?”
|
Ojek daring
|
:
|
(Diam dan tetap berjalan)
|
Penumpang
|
:
|
“Mas, masih jauh? Atau mas lupa ya? Atau gara-gara lihat saya bukan perempuan, masa gagal fokus dan kecewa ya?”
|
Ojek daring
|
:
|
“Iya mas, saya terkejut dan sekarang lupa saya parkir dimana…he…he… (sambil garuk kepala). Saya gak nyangka kalau mba yang saya maksud itu adalah mas (sambil dingat-ingat dimana parkir motornya). Sebentar ya mas, akibat tadi, saya jadi gagal fokus. Nah ini sudah ketemu motornya. Maaf ya agak lama (sekitar 5 menit mencari motornya).”
|
Penumpang
|
:
|
“Gakpapa mas, ada helm kan? Ayo kita jalan mas.”
|
Cerita ini dapat juga dibaca pada link
berikut
Saya juga sering disapa bapak ... hahaha
BalasHapus