Menulis itu bukan perkara mudah, tapi bukan pula perkara yang sulit-sulit banget. Banyak orang yang menikmati suatu bacaan, dan ingin menulis, hanya mereka bingung bagaimana untuk memulai atau mengungkapkannya. Bener enggak? Kalo kejadiannya seperti itu, kita sama dong.
Cukup banyak ide yang "bersliweran" di kepalaku, tetapi mengungkapkannya dalam bentuk tulisan itu lho, yang setengah mati susahnya. Kadang untuk menulis satu kalimat pembuka pun, mesti bermenit-menit mikirnya. Kalo sudah begini, rasanya iri banget deh (iri dalam arti positif ya) sama penulis-penulis yang sudah berhasil membuat karya-karya yang telah diakui di "dunia penulisan".
Cukup banyak ide yang "bersliweran" di kepalaku, tetapi mengungkapkannya dalam bentuk tulisan itu lho, yang setengah mati susahnya. Kadang untuk menulis satu kalimat pembuka pun, mesti bermenit-menit mikirnya. Kalo sudah begini, rasanya iri banget deh (iri dalam arti positif ya) sama penulis-penulis yang sudah berhasil membuat karya-karya yang telah diakui di "dunia penulisan".
Bagaimana sih mereka bisa seperti itu? Sambil browsing sana-sini mencari kiat atau teknik penulisan yang mumpuni, ibaratnya nih seperti pendekar yang sedang mencari guru, aku sedang mencari guru yang bisa dalam sehari mengajarkan teknik kungfu yang tak terkalahkan (seperti di film Taichi Master yang dibintangi oleh Jet Lee hehe...) Di film itu sang suhu yaitu Master Shaolin Temple mengajarkan satu jurus (Jurus Taichi) kepada jagoannya di detik-detik terakhir pertarungan melawan musuh yang luar biasa hebatnya, dan jurus ini merupakan jurus pamungkas, yang tak bisa terkalahkan oleh pendekar manapun di dunia persilatan. Jurus ini diajarkan hanya dengan melalui perintah-perintah lisan sang guru, yang langsung dipraktekkan si jagoan dalam pertarungan itu, dan ciiiiaaattt....musuh pun dibuat tak berdaya...
Apakah belajar menulis bisa seperti itu? kalo ada, aku pengen banget dalam semalam bisa mengalahkan imajinasi JK. Rowling yang super keren dengan novel Harry Potternya, atau Tere Liye yang ngetop dengan kalimat-kalimat indahnya. Soalnya ketika browsing internet, teorinya banyak sekali mengenai teknik-teknik penulisan itu seperti apa, menulis opini, berita, atau fiksi yang baik adalah mesti bla..bla...bla...
Baiklah...ayo dipraktekkan, tulis, giliran sudah kutulis, niatnya mau nulis fiksi, kok jadinya mirip-mirip nulis diary ya? mau nulis berita, eeh...kaya laporan rapat...hahaha....
Menulis itu katanya seperti meraut pensil, sedikit demi sedikit, lama-lama jadi tajam juga. Perlu latihan yang banyak, perlu kesabaran, ketekunan, kepekaan, dan yang terutama kemauan. Mau apa enggak menulis? kalo jawabannya sudah gak mau atau males, guru secanggih apapun tetap saja gak bisa ngajarin kita langsung jago menulis.
Kemauan ini nih yang harus ditumbuhkan dahulu, setelah itu baru mencari gurunya. Hari Kamis, tanggal 13 April 2017 ini gurunya sudah bersedia turun gunung lho....tak perlu susah payah ke "Shaolin Temple", Masternya sudah siap ngasih pencerahan di bidang penulisan. Tak perlu bakat, tak perlu harus pintar nulis lebih dulu, yang penting kemauan. Kemauan itu yang utama.
Aku mau belajar menulis, menulis yang banyak manfaatnya. Di workshop nanti, harapannya kita bisa mendapat pencerahan. Semoga.
Workshop hari ini bagus Mbak Diana :) sayang saya tidak ikut full-time karena harus menyelesaikan tindak lanjut audit. Tapi bagus tips2 nya. Terima kasih ya.
BalasHapusSama mbak Embun, saya juga byk dapat pelajaran dari mbak2 dan mas2 kmrn, terima kasih banyak nih buat Bagian KBH yang sudah menyelenggarakan workshop ini
BalasHapusBersyukur banget bisa ikutan workshop menulis.
BalasHapusbaydewey busway... tulisannya bagus mba Di, mengalir seperti air *tsaahh :)
mas Gun juga bagus kok tulisannya, ternyata punya bakat terpendam juga ya...tsaahh:)
Hapus